WASHNGTON - Presiden Donald Trump mengungkap soal serangan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Qatar pada 23 Juni. Serangan itu merupakan pembalasan atas gempuran AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.
Menurut Trump, Iran memberi tahu sebelum meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.
Pangkalan itu merupakan markas Komando Pusat AS (Centcom) di Timur Tengah.
“Anda tahu, mereka menelepon saya untuk memberi tahu bahwa mereka harus menyerang kita. Ini Iran, sangat hormat. Itu berarti mereka menghormati kita,” katanya.
“Karena kita menjatuhkan 14 bom, mereka mengatakan, ‘Kami ingin menembak Anda 14 kali.’ Saya sampaikan, ‘Silakan. Saya paham," ujarnya, melanjutkan.
Dia mengatakan bahwa Iran juga menyebutkan waktu pasti serangan itu.
“Mereka mengatakan di mana mereka akan melakukannya. Saya sampaikan, ‘bagus.’ Kita kosongkan pangkalan itu. Itu adalah pangkalan militer yang indah di Qatar,” katanya.
“Dapatkah Anda bayangkan? Mereka cukup baik, ini Iran, menghubungi saya dan memberi tahu saya bahwa mereka ingin menembak sebanyak 14 kali. Saya sampaikan, ‘Silakan’. Dan mereka menembakkan 14 rudal berkalulitas tinggi dan sangat cepat. Semuanya berhasil ditembak jatuh,” ujarnya.
Namun pada bagian ini, Trump tampaknya salah karena satu rudal mengenai pangkalan tersebut, sebagaimana disampaikan pemerintah Qatar.
Serangan itu yang tampaknya membuka jalan bagi gencatan senjata Iran-Israel setelah berperang selama 12 hari.
Trump juga mengulangi klaimnya bahwa serangan udara AS pada 22 Juni berhasil menghancurkan program nuklir Iran.
"Pengayaan nuklir Iran telah hancur. Ingat ketika CNN mengatakan itu tidak hancur? Sekarang sudah terbukti, itu sudah hancur," ujarnya, merujuk pada laporan stasiun televisi tersebut yang menyebut serangan AS gagal menghancurkan fasilitas nuklir Iran secara total. Padahal CNN mengutip sumber intelijen AS.