BANYUWANGI – Pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali terus dilanjutkan hingga hari kedua, Jumat (4/7/2025). Tim SAR gabungan melibatkan teknologi udara dan bantuan masyarakat pesisir untuk memperluas area pencarian.
Sejak pukul 07.00 hingga 19.00 WIB, tiga unit alat udara dikerahkan, yaitu dua helikopter dari Basarnas dan Bali Air serta satu pesawat CN 235 milik Baharkam Polri. Tak hanya itu, drone atau pesawat nirawak turut diterbangkan untuk membantu pencarian korban dari ketinggian.
“Pergerakan udara untuk menjangkau area pencarian yang lebih luas ke arah selatan. Selain itu, pencarian udara juga dilakukan dengan menggunakan drone,” ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyatno di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (4/7/2025) malam.
Pencarian dilakukan dari laut, darat dan udara. Di sisi darat, SAR menyisir pesisir Gilimanuk di Bali dan Ketapang hingga Wongsorejo, Banyuwangi. Nelayan dan warga sekitar juga dilibatkan dalam proses pencarian.
Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo menyebutkan pencarian darat dilakukan sejak hari pertama. Petugas disebar di sepanjang pantai dari perbatasan Situbondo hingga Pantai Pancur.
“Kami gelar minimal ada 64 orang, kami sisir sepanjang pesisir dari ASDP Ketapang ke selatan. Dari kemarin sore kami sudah kembangkan dari perbatasan (Situbondo) Banyuwangi Wongsorejo, sampai dengan Pancur,” katanya.
Koramil di seluruh wilayah pesisir Banyuwangi disiagakan penuh untuk membantu pencarian, termasuk koordinasi dengan nelayan setempat.
Kapal KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kecelakaan laut pada Kamis dini hari (3/7/2025). Sekitar pukul 00.15 WITA, tim operator Pelabuhan Gilimanuk menerima kode merah dari kapal yang meminta bantuan karena terjadi kebocoran mesin.
Empat menit kemudian, pada pukul 00.19 WITA, kapal dilaporkan mengalami blackout di tengah laut. Dalam manifes terdapat 53 penumpang, 12 kru kapal, serta 22 kendaraan berbagai jenis.
Proses pencarian korban kapal tenggelam ini terus dilakukan setiap hari dari pagi hingga sore, namun kondisi cuaca di Selat Bali yang dinamis menjadi tantangan tersendiri. Tim SAR tetap mengutamakan keselamatan personel dalam operasi gabungan ini.
“Kami berharap mudah-mudahan jadi ini juga diberikan kelancaran dalam proses satgas gabungan,” kata Letkol Joko Sukoyo.