GAZA – Pemerintah Israel dikabarkan siap bergerak cepat untuk merampungkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Jika Hamas resmi menerima proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, Israel akan segera mengirim delegasinya ke Doha, Qatar, untuk menyelesaikan tahap akhir perundingan.
Informasi ini disampaikan oleh stasiun televisi Israel, Channel 12, yang mengutip sumber pejabat tinggi pemerintahan. Menurut laporan tersebut, proses penyelesaian kesepakatan tidak akan memakan waktu lama setelah Hamas menyatakan persetujuannya.
"Ini tidak akan memakan waktu lebih dari satu setengah hari," kata sumber tersebut, menandakan kesiapan Israel untuk mempercepat implementasi gencatan senjata.
Proposal gencatan senjata terbaru mencakup penghentian serangan selama 60 hari, pembebasan sebagian sandera Israel, serta pertukaran dengan tahanan Palestina.
Hamas akan membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 lainnya yang telah tewas, dilakukan dalam lima tahap selama dua bulan. Sebagai gantinya, Israel akan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina dan menarik pasukannya dari wilayah-wilayah tertentu di Gaza.
Kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Jaur Gaza ini telah merespons positif proposal tersebut dan menyatakan kesiapan untuk memasuki putaran negosiasi lanjutan bersama para mediator regional.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertolak ke Washington DC pekan depan untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pertemuan ini diperkirakan akan membahas langkah strategis lanjutan setelah gencatan senjata diberlakukan.
Sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 57.200 orang, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Konflik berkepanjangan ini telah menimbulkan tekanan internasional yang semakin besar agar kedua pihak segera menyepakati gencatan senjata demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil.