Ketika populasi yang menua dan menyusutnya tenaga kerja memberikan tekanan yang semakin besar pada ekonomi global, UBS mengatakan bahwa gelombang inovasi berbasis AI, terutama melalui robotika humanoid, dapat membantu mengimbangi kekurangan tenaga kerja yang mengancam yang diproyeksikan akan mencapai $10 triliun dalam PDB yang hilang pada tahun 2030.
Kemajuan dalam kecerdasan buatan dan robotika saling melengkapi untuk mengatasi defisit tenaga kerja dalam berbagai industri seperti manufaktur, perawatan kesehatan, dan perawatan lansia.
Tiongkok, misalnya, diperkirakan akan menghadapi kesenjangan tenaga kerja sebanyak 24,5 juta pekerja dalam satu dekade.
AS dan negara-negara maju lainnya juga bergulat dengan tantangan demografis yang serupa, yang mendorong peningkatan investasi dalam otomatisasi.
Robot humanoid yang mampu melakukan tugas-tugas sederhana dan berulang, seperti yang dibayangkan oleh proyek Optimus Tesla, mungkin akan segera muncul di lantai pabrik, dalam bidang logistik, atau bahkan dalam layanan makanan, kata UBS.
Model yang lebih canggih pada akhirnya dapat mendukung tugas-tugas pengambilan keputusan dan pengasuhan dalam perawatan kesehatan dan pengaturan rumah tangga, meskipun teknologinya belum melampaui produktivitas tingkat manusia dalam skala besar.
Di luar pabrik dan rumah, AI telah membentuk kembali praktik medis.
Bedah robotik, yang dulunya terbatas pada beberapa disiplin ilmu, berkembang pesat, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang dilaporkan sebesar 36% dalam adopsi unit. UBS mencatat bahwa penerimaan yang lebih luas mungkin akan menyusul karena robot bedah menjadi lebih serbaguna dan AI generatif meningkatkan kecerdasan sistem.
Secara paralel, AI semakin berperan penting dalam pengembangan obat dan alur kerja diagnostik. AI digunakan untuk mempercepat perekrutan uji klinis, menyederhanakan tugas regulasi, dan menganalisis biomarker serta data genomik untuk deteksi dini penyakit. Alat-alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan apa yang disebut UBS sebagai "healthspan"—jumlah tahun sehat di usia lanjut—dengan mendukung perawatan pencegahan yang lebih terarah.
Dalam pandangan UBS, integrasi AI dan robotika yang lebih luas tidak hanya membantu mempertahankan produktivitas ekonomi, tetapi juga membentuk kembali infrastruktur masyarakat yang menua.