GAZA, TORONEWS.BLOG – Lubna Al Sultan, putri dari almarhum Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan Al Sultan, membantah keras tuduhan ayahnya memiliki afiliasi dengan Hamas atau kelompok perlawanan mana pun. Pernyataan ini disampaikan menyusul tewasnya Marwan akibat serangan udara Israel yang menghantam apartemen keluarganya di wilayah Tal Al Halwa, Kota Gaza, Rabu (2/7/2025) malam.
"Dia tidak berafiliasi dengan gerakan perlawanan mana pun. Dia hanya khawatir terhadap pasien yang (dia) rawat selama perang," ujar Lubna kepada Associated Press (AP), dikutip Jumat (4/7/2025).
Lubna melanjutkan, rudal dari jet tempur F-16 Israel menghantam langsung kamar ayahnya. Serangan itu menewaskan Marwan bersama delapan anggota keluarganya, termasuk istri, beberapa putrinya, serta menantu laki-lakinya.
"Seluruh kamar di rumah itu utuh kecuali kamarnya, yang terkena rudal. Ayah saya menjadi syahid di sana," kata Lubna dengan penuh duka.
Dia menegaskan ayahnya adalah seorang dokter spesialis jantung yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk merawat pasien, bahkan di tengah perang.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan udara tersebut menargetkan tokoh kunci pejuang Hamas yang diyakini berada di area tempat tinggal Marwan. Namun, mereka mengaku masih menyelidiki jatuhnya korban sipil dalam serangan itu.
Seorang kerabat korban, Ahmed Al Sultan, juga menyampaikan kesaksiannya kepada BBC. Dia mendengar ledakan dari arah apartemen Marwan dan segera menuju lokasi.
"Saya menemukan Marwan, istri, anak-anak perempuan, dan menantu laki-lakinya, Mohammed, semuanya menjadi syuhada," tuturnya.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza turut menyampaikan belasungkawa atas kematian Marwan Al Sultan, seraya mengecam keras serangan terhadap tenaga medis yang dianggap sebagai kejahatan perang.
Menurut mereka, Marwan adalah sosok yang penuh dedikasi dan kasih sayang, serta menjadi simbol keteguhan hati di tengah agresi yang terus-menerus menerpa warga Gaza.
"Dia merupakan lambang ketulusan dan kemanusiaan, yang bekerja tanpa lelah demi menyelamatkan nyawa di masa-masa paling sulit," demikian pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Palestina.