Toronews.blog
Pernahkah kamu sudah berusaha keras, namun hasil yang didapat tidak sesuai harapan? Atau mungkin saat mendapat keberhasilan, ada perasaan ragu atau tidak puas dengan pencapaian itu? Nah, di situlah pentingnya memahami sikap Asy-Syakur.
Mendalami dari kata yang mendasarinya, Syakara (شكر), yang berarti “menampakkan”. Tentu hadir dalam benak, apa yang sebenarnya harus ditampakkan? Tentu nikmat Allah SWT.
Ketika mendapat nikmat atau berkah, kita sadar bahwa itu sesuatu yang baik sehingga hati terdorong untuk berterima kasih dan lidah berucap Alhamdulillah. Menurut Quraish Shihab, penting untuk menampakkan nikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari karena Allah pun menyukainya. Bukan berarti sombong, tapi maksudnya adalah berbagi rezeki dari Allah kepada sesama dan menggunakan pemberian-Nya sesuai dengan tujuan pemberian Tuhan.
Adapun doa yang bisa kita panjatkan agar bisa menjadi pribadi yang dilimpahi rasa syukur:
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya : Ya Allah, bantulah aku agar selalu berdzikir/mengingat Engkau, bersyukur pada-Mu, dan beribadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)
Bukan hanya tentang rasa syukur terhadap apa yang telah diterima, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menghargai setiap proses dan menghayati rasa syukur tersebut. Sebagaimana ditafsirkan bahwa syukur Allah SWT terwujud dalam bentuk menambahkan nikmat pada umat-Nya. Karena itu syukur adalah menerima dan membalas lebih baik.
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S. An-Nahl: 18)
Namun, jika mendengar kata “syukur”, tidak jarang terdengar kata “mengeluh”. Apa mengeluh berarti tidak bersyukur? “Mengeluh tidaklah haram,” ujar Quraish Shihab. Sebagaimana yang kita ketahui, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, dan Nabi Zakaria juga menyampaikan keluhannya kepada Allah. Ini bisa disimpulkan, mengeluhlah pada siapapun yang bisa meringankan, seperti kepada Allah.
Kita seringkali lupa bahwa setiap nikmat yang kita miliki berasal dari Allah, yang selalu membalas amal kebaikan kita dengan pahala yang berkali-kali lipat lebih besar. Oleh karena itu, mari kita jadikan hidup ini lebih bermakna dengan selalu bersyukur atas segala hal, baik yang besar maupun yang kecil. Semoga kita selalu diberi hati yang lapang untuk mensyukuri nikmat-Nya dan tetap istiqomah dalam beribadah.