Mengenal Al-’Adl: Yang Maha Adil - Edisi Asmaul Husna

04 Jul 2025 | Penulis: onenews

Mengenal Al-’Adl: Yang Maha Adil - Edisi Asmaul Husna

Toronews.blog

Justitiae non est neganda, non differenda - keadilan tidak dapat disangkal atau ditunda.

Ini merupakan salah satu dari sekian banyak adagium dalam dunia hukum. Beragam adagium ini digunakan sebagai dasar dalam praktik hukum dan implementasi peraturan yang berlaku. Penegakan keadilan oleh manusia tentu bukanlah hal mudah dan kerap dihadapkan berbagai tantangan, seperti korupsi, ketidakmerataan akses, lambatnya proses peradilan, dan sebagainya.

Sebagai manusia,  sering gak ngerasa  “Kenapa hidup ini  nggak adil?”

Misal, melihat orang yang berbuat jahat, tapi hidupnya terkesan enak, sementara orang yang berbuat baik dan jujur hidupnya justru penuh ujian. Mungkin karena kita belum meyakini sepenuhnya makna Allah Al-’Adl, Yang Maha Adil. Keadilan Allah SWT yang tanpa celah, keadilan Allah SWT itu…. perfect

Kita mungkin sering mikir, keadilan itu harus tegas dan nggak bisa diganggu gugat, tapi Allah Al-’Adl itu nggak cuma tegas, juga penuh kasih sayang. Keadilan-Nya tidak semata-mata soal hukuman, tapi juga penuh hikmah, membuat umat-Nya belajar, bertumbuh dan bertobat.

Sifat Allah SWT, Al-’Adl, Yang Maha Adil, dibahas lebih mendalam oleh Najwa Shihab dan Quraish Shihab dalam program Shihab & Shihab yang tayang menjelang buka puasa setiap hari selama bulan Ramadan hanya di Indosiar.

Pada episode itu, Quraish Shihab menjelaskan, “ada perbedaan dari segi bahasa ‘adl dan adil. Perbedaannya kira-kira seperti cantik dan kecantikan. Si A cantik dan si A adalah kecantikan, yang mana yang lebih cantik? Kecantikan, karena ini mengisyaratkan bahwa seluruh kecantikan telah terhimpun padanya. Berbeda saat Anda mengatakan Si A cantik, maka redaksi ini hanya menginformasikan bahwa dia memiliki kecantikan, tanpa menjelaskan kadar kecantikan itu, Tuhan itu Al-’Adl, tidak ada suatu tindakan-Nya yang tidak disertai dengan keadilan. Pelaku keadilan yang sempurna.”

Adil memiliki beragam definisi. Pertama, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Kedua, memberikan kepada pemilik hak-haknya, melalui cara dan waktu yang tercepat. Ketiga, berpihak pada yang kuat, yakni berpihak pada manusia yang bertakwa pada-Nya.

“Bagaimana Allah menunjukkan sifat-Nya , Yang Maha Adil kepada makhluk-Nya?” tanya Najwa Shihab kemudian.

“Kita (manusia) tidak bisa mengetahui keadilan akan suatu hal, kecuali kita mengetahui secara menyeluruh akan suatu hal. Mengetahui keadilan Allah SWT secara sempurna adalah hal yang mustahil karena kita tidak bisa mengetahui seluruh makhluk-makhluk Allah SWT,” jawab Quraish Shihab. 

Lebih dalam Quraish Shihab menjelaskan, manusia yang bermaksud meneladani sifat Allah SWT, setelah meyakini keadilan Ilahi dituntut untuk menegakkan keadilan walaupun terhadap keluarga, ibu bapak dan dirinya, bahkan terhadap musuhnya sekalipun, seperti yang tercantum dalam ayat berikut: 

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Maidah: 8)

Episode Shihab & Shihab kali ini seakan mengingatkan bahwa saat hidup terasa penuh ketidakadilan, kita harus selalu kembali kepada keyakinan bahwa Allah Al-‘Adl tidak pernah menyia-nyiakan usaha dan doa hamba-Nya. 


Komentar