Maskapai penerbangan berbiaya rendah AirAsia sedang bernegosiasi dengan Airbus untuk mengubah sebagian pesanan pesawat berbadan sempit yang ada ke model jarak jauh A321XLR sebagai langkah keluar dari restrukturisasi, dua sumber industri mengatakan pada hari Kamis.
Tony Fernandes, CEO pemilik AirAsia Capital A Group, mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa ia sedang dalam pembicaraan untuk membeli 50 hingga 70 model Airbus terbaru dalam waktu satu hingga tiga bulan, tetapi mengisyaratkan prioritas pertama adalah menyelesaikan reorganisasi keuangan grup.
Kesepakatan bisa saja terjadi minggu ini saat Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengunjungi Paris, kata sumber tersebut. Sumber lain mengatakan kesepakatan tidak dijamin.
AirAsia yang berbasis di Malaysia adalah salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Asia dan salah satu pelanggan Airbus terbesar, dengan lebih dari 350 pesawat yang dipesan.
Perusahaan telah secara bertahap merestrukturisasi buku pesanannya karena menghadapi kesulitan keuangan setelah kemerosotan selama COVID-19.
Kesepakatan semacam itu tidak serta-merta akan meningkatkan ukuran keseluruhan pesanan AirAsia yang belum dipenuhi dari Airbus, tetapi akan mendukung model jet berbadan sempit dengan jarak tempuh terjauh di industri, kata mereka.
Pembicaraan untuk kemungkinan pesanan besar pesawat A220 yang lebih kecil telah diundur untuk saat ini, tambah mereka.
Fernandes ingin memperluas jangkauan global AirAsia dan mengatakan model jarak jauh Airbus merupakan bagian penting dari visi tersebut.
Fernandes mengatakan minggu ini bahwa ia tengah mencari hub di kawasan Teluk. AirAsia tengah berunding dengan empat lokasi, termasuk di Arab Saudi dan Ras Al Khaimah, bagian dari Uni Emirat Arab, ungkapnya kepada radio Dubai Eye.