BANDUNG, TORONEWS.BLOG – Isu panas mengemuka setelah PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) memutuskan mengembalikan dana bonus yang dikumpulkan dari patungan aparatur sipil negara (ASN) Jawa Barat. Bonus yang dijanjikan oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, sebesar Rp1 miliar, ternyata hanya cair sebesar Rp365 juta.
Langkah pengembalian ini diambil manajemen Persib lantaran nominal yang diterima jauh dari angka yang dijanjikan saat euforia kemenangan Persib sebagai juara Liga 1 2025.
“Saya curiga jangan-jangan patungan dari ASN sudah mencapai Rp1 miliar, terus yang diberikan kepada Persib Rp365 juta. Itu kecurigaan saya, jadi saya tidak mau terima dan kini telah dikembalikan dulu,” tegas Komisaris PBB, Umuh Muchtar, kemarin.
Umuh menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk menerima kembali dana tersebut jika memang jumlahnya benar-benar sesuai dengan janji awal. Bahkan, banyak bobotoh yang sudah bertanya-tanya soal bonus tersebut.
“Sudah memang dari Pak Gubernur. Sudah diterima Rp1 miliar, tapi ini yang untuk pemain dari (Sekda Jabar) belum diterima. Kemarin yang Rp365 juta, staf saya di Persib disuruh mengembalikan,” sambungnya.
Namun, Umuh menegaskan tidak akan sembarangan menerima dana tersebut meskipun kelak jumlahnya sudah utuh. Ia menyatakan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan pimpinan klub, bukan keputusan pribadi.
“Ini atas persetujuan dari pimpinan karena bukan untuk saya, bukan untuk kantor. Jadi belum diterima dari Sekda Herman,” ucapnya lagi.
Lebih lanjut, Umuh menyuarakan pentingnya transparansi terkait sumber dana bonus ini. Menurutnya, semua harus jelas: siapa yang menyumbang, dari mana asal uangnya, dan apakah benar itu murni dari kantong pribadi ASN.
"Kalau memberi perincian semua percaya, siapa saja yang menyumbang itu. Mereka uang dari mana belum jelas, ASN uang dari mana, pribadi atau minta dari orang lain, harus jelas juga,” tegasnya.
Sekda: Ini Dana Sukarela, Bukan dari APBD
Menanggapi polemik tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mengaku belum mengetahui detail pengembalian uang bonus oleh Persib. Namun ia menekankan bahwa dana yang diberikan merupakan hasil dari iuran sukarela ASN, bukan dana negara.
“Saya belum cek. Yang jelas kami sudah serahkan secara simbolis ke perwakilan manajemen Persib. Saya share juga kan di media sosial,” katanya.
Herman menambahkan, sejak awal seluruh ASN sudah menandatangani pakta integritas untuk menjamin bahwa sumbangan ini bersifat suka rela dan bukan paksaan.
“Itu kan amanah dari teman-teman ASN, dan sudah kami serahkan ke perwakilan manajemen (Persib). Insya Allah tidak ada yang dari kedinasan, bahkan kami membuat pakta integritas dari awal, bahwa itu harus sukarela. Bahwa itu harus ikhlas sebagai bentuk ASN ada rasa memiliki terhadap Persib,” paparnya.
Mengenai nominal yang jauh dari harapan, Herman tak menampik. Ia menyampaikan permohonan maaf dan menjamin pertanggungjawaban penuh.
“Sebagai perwakilan dari teman-teman ASN, Insya Allah kami bertanggung jawab,” ujarnya.
Gubernur Dedi Mulyadi: Sumbangan Itu Sukarela, Bukan Kewajiban
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga angkat bicara. Ia menegaskan bahwa sejak awal, angka Rp1 miliar hanyalah bentuk aspirasi dan bersifat tidak mengikat.
“Waktu itu sebelum terkumpul sumbangan untuk bonus itu dikonsultasikan dahulu dengan aparat hukum, melanggar atau tidak. Selanjutnya sekarang terserah Sekda saja, terserah para pemberi sumbangan mau dikemanakan saya tidak jadi masalah,” jelasnya.
Dedi menyiratkan bahwa angka bonus yang tidak sesuai harapan tidak seharusnya menjadi polemik, karena tidak ada unsur pemaksaan dalam pengumpulan dana tersebut.