SUKABUMI, TORONEWS.BLOG – Tragedi intoleransi di Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyisakan kisah haru. Di tengah kekacauan, dua warga bernama Erlan dan Ade menunjukkan aksi heroik dengan menyelamatkan para pemilik rumah singgah yang diamuk massa.
Dalam perbincangan bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, seorang ibu dari keluarga pemilik rumah mengisahkan momen menegangkan saat dirinya dievakuasi warga.
“Waktu kejadian aku dibawa sama dua Bapak-Bapak di motor ke rumahnya. Terus aku tunggu di situ. Kita dikumpulkan di situ, Bapak itu bolak-balik jemput yang lain,” ujarnya dikutip dari akun Instam @dedimulyadi71, Rabu (2/7/2025).
Ketika ditanya apakah itu berarti dia diselamatkan, korban membenarkan.
“Iya keduanya Pak Erlan dan Pak Ade. Dia bilang mana kunci motornya Bu, baiknya ibu keluar, dia bantu kami,” katanya.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengunggah kisah penyelamatan tersebut di akun Instagram-nya @dedimulyadi71.
“Fakta. Ada sekelompok warga yang secara aktif menyelamatkan keluarga Ibu Nina saat kejadian. Toleransi itu nyata,” tulis KDM dalam unggahan tersebut.
KDM menyebut bahwa di tengah tragedi yang terjadi, masih ada warga yang memegang nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi kerukunan.
Dalam kunjungan langsung ke lokasi, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Kerukunan antarumat beragama harus terus dijunjung tinggi. Jangan sampai perbedaan keyakinan menjadi alasan perpecahan,” ujar KDM.
Sebagai bentuk keprihatinan, KDM memberikan bantuan Rp100 juta untuk renovasi vila yang dirusak serta trauma healing bagi para korban.
Kapolres Sukabumi AKBP Samian mengatakan saat ini kasusnya sudah dalam penanganan, Sudah ada penetapan tersangka terhadap pelaku perusakan.
“Laporan dari pemilik vila sudah kami terima dan langsung ditindaklanjuti. Penyidikan berjalan, dan komunikasi dengan semua pihak terus kami jaga. Dalam kasus perusakan ini sudah tujuh orang kami tetapkan tersangka,” ujar Samian.
Dia menjelaskan bahwa insiden bermula dari kesalahpahaman terhadap kegiatan ibadah yang dilakukan tanpa izin resmi. Polisi bersama Forkopimda, MUI, dan FKUB telah melakukan mediasi untuk meredakan ketegangan.
“Langkah kami berikutnya adalah menjaga komunikasi agar masyarakat tetap tenang dan kondusif,” katanya.