ASSEN, TORONEWS.BLOG – Insiden panas antara Alex Marquez dan Pedro Acosta di MotoGP Belanda 2025 masih menyisakan perbincangan hangat. Salah satu yang turut memberikan pandangannya adalah Jorge Lorenzo, mantan juara dunia MotoGP. Ia menilai insiden tersebut terjadi akibat emosi Alex Marquez yang terpancing setelah terjadi kontak dengan Acosta di lap sebelumnya.
Seperti diketahui, balapan di Sirkuit Assen akhir pekan lalu menjadi mimpi buruk bagi Alex Marquez. Ia gagal finis setelah terlibat kecelakaan dengan Pedro Acosta. Benturan keras itu bukan hanya menggagalkan balapannya, tetapi juga membuat Alex mengalami cedera patah tulang metakarpal kedua, yang kemudian memaksanya naik meja operasi.
Saat ini, kondisi pembalap Gresini Racing itu sudah mulai membaik. Ia tengah menjalani proses pemulihan pascaoperasi. Meski begitu, penyebab insiden tersebut terus menjadi bahan diskusi di kalangan pengamat dan penggemar MotoGP.
Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Motosan, Rabu (2/7/2025), Jorge Lorenzo memberikan analisa tajam. Ia menyebut penyebab utama kecelakaan adalah benturan kontak dari Acosta yang membuat Alex kehilangan kendali emosinya.
“Pedro Acosta memulai kontak satu lap sebelumnya dan menyentuh Álex cukup keras hingga melebar keluar. Mungkin itu membuat Álex kesal dan memicu adu ego dengan Pedro,” tutur Lorenzo.
Menurut Lorenzo, persaingan keduanya semakin panas di tikungan berikutnya. Alex Marquez terlihat mencoba membalas dengan kembali menempel ketat ke motor Acosta. Namun, manuver tersebut justru menjadi bumerang dan menyebabkan ia terjatuh.
“Di tikungan yang sama, ia kembali bersandar ke motor Pedro, bahkan dua atau tiga kali keluar tikungan. Mereka terlihat benar-benar saling bersaing keras. Mungkin kalau Álex mengerem dengan motor lurus, ia tak akan jatuh,” sambungnya.
Tak hanya itu, Lorenzo juga membandingkan gaya balap antara Alex Marquez dan kakaknya, Marc Marquez. Ia menyebut Alex memiliki gaya membalap yang lebih tenang, berbeda dengan Marc yang dikenal sangat agresif dan tak kenal takut dalam duel satu lawan satu.
“Álex adalah pembalap yang lebih halus dan lembut dibanding Marc. Ia mengerem lebih awal dari Marc. Karena itu, sulit baginya untuk bersaing dengan pembalap seperti Marc yang sangat kuat di zona pengereman,” ujar Lorenzo.
Ia menambahkan gaya balap yang kurang agresif membuat Alex sulit bersaing di level atas, terutama ketika harus berhadapan dengan pembalap seperti Pedro Acosta yang tampil penuh percaya diri dan menyerang sejak awal balapan.
“Di titik pengereman lain sepanjang sirkuit pun Álex selalu datang terlambat. Bahkan dalam situasi sulit sekalipun, Marc tetap ada di depan,” pungkas Lorenzo.
Insiden ini tidak hanya berdampak pada posisi Alex Marquez di klasemen, tetapi juga memicu pertanyaan soal pendekatan emosional pembalap dalam situasi intens. Apakah Alex terlalu terbawa suasana, atau memang ada faktor teknis yang menjadi penyebab utama?