Toronews.blog
Pintu air Katulampa di Bogor memiliki sejarah panjang yang menarik untuk kamu ketahui. Dibangun pada masa kolonial Belanda, pintu air ini memiliki peran penting dalam mengendalikan aliran air dan mencegah banjir di Jakarta.
Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari lebih lanjut tentang sejarah pintu air Katulampa. Kamu akan mengetahui latar belakang pembangunannya, proses konstruksi, serta fungsi dan perannya dari dulu hingga sekarang.
Berikut sejarah pintu air Katulampa yang wajib kita tau.
1. Latar Belakang Pembangunan Pintu Air Katulampa
Pembangunan pintu air Katulampa memiliki sejarah panjang yang berakar pada masalah banjir di Jakarta. Pada tahun 1872, banjir besar melanda Batavia (Jakarta), merendam wilayah elit seperti Kota Tua dan Harmoni.
Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Ciliwung akibat curah hujan tinggi mencapai 286 milimeter. Peristiwa ini mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk merancang solusi pengendalian banjir yang komprehensif.
Pada tahun 1889, pembangunan Bendung Katulampa dimulai sebagai bagian dari upaya mengatasi banjir di Batavia. Proyek ini merupakan bagian dari rencana besar yang mencakup pembangunan sistem kanal dan pintu air dari hulu di kawasan Puncak hingga hilir di utara Jakarta.
2. Proses Konstruksi Pintu Air Katulampa
Sejarah pintu air Katulampa dimulai pada 16 April 1911 dan selesai pada awal Oktober 1912. Proyek ini dirancang oleh Insinyur Hendrik van Breen, seorang Guru Besar Teknik Sipil Bidang Bangunan Air di Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Konstruksi bendung sepanjang 74 meter ini memakan biaya total 80.000 gulden. Bendung Katulampa memiliki delapan pintu air, masing-masing selebar empat meter. Lima pintu digunakan untuk mengalirkan arus ke kawasan bawah, sementara tiga pintu lainnya berfungsi menahan air saat volume berlebih.
Pembangunan diawali dengan pelebaran sisi Sungai Ciliwung di sekitar bendung, terutama di bagian utara. Bagian atas badan bendung juga difungsikan sebagai jembatan penghubung kedua sisi.
Setelah selesai, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Alexander Willem Frederik Idenburg, meresmikan penggunaan bendung ini pada 11 Oktober 1912.
3. Fungsi dan Peran Pintu Air Katulampa
Fungsi utama pintu air katlampa adalah untuk mengatur aliran air ke saluran irigasi Sungai Kalibaru, yang sangat vital bagi pertanian dan kebutuhan sehari-hari warga.
Bendung ini mampu mengalirkan air hingga 6.000 liter per detik ke saluran irigasi, mengairi lahan seluas sekitar 330 hektar. Selain itu, pintu air Katulampa juga berperan sebagai sistem peringatan dini banjir untuk Jakarta.
4, Perkembangan dan Kondisi Terkini
Pintu air Katulampa terus mengalami perkembangan dan perbaikan untuk memastikan fungsinya tetap optimal. Pada April 2024, salah satu pintu penguras Bendung Katulampa mengalami kerusakan.
Perbaikan sementara dilakukan dengan menggunakan kayu dan bambu untuk menahan aliran air. Upaya ini berhasil mengembalikan debit air ke saluran irigasi menjadi 2.000 liter per detik.
Perbaikan permanen direncanakan setelah Lebaran 2024 oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Saat ini, Bendung Katulampa dilengkapi dengan teknologi modern seperti CCTV dan Automatic Water Level (AWL) untuk memantau ketinggian air secara akurat.
Sistem peringatan dini banjir juga telah dikembangkan, termasuk aplikasi Jakarta Flood Alert berbasis Android yang memberikan informasi real-time kepada masyarakat.
Pintu air Katulampa memiliki cerita yang sangat mengagumkan. Dari jaman Belanda sampai sekarang, bendung ini menjadi jagoan untuk mengatur aliran air dan cegah banjir di Jakarta.
Sejarah pintu air Katulampa yang awalnya dibangun karena banjir besar tahun 1872, kini terus berkembang jadi sistem canggih dengan CCTV dan aplikasi peringatan banjir.