Rusia Bantah Bantu Nuklir Iran, Serang Balik AS dan Kritik Trump

01 Jul 2025 | Penulis: pacmannews

Rusia Bantah Bantu Nuklir Iran, Serang Balik AS dan Kritik Trump

MOSKOW, TORONEWS.BLOG – Rusia menegaskan tidak memiliki rencana untuk membantu Iran dalam hal senjata nuklir, terutama terkait konflik yang memanas dengan Israel. Ketegangan antara Iran dan Israel sempat mereda usai kesepakatan gencatan senjata pada 24 Juni lalu yang dimediasi oleh Amerika Serikat, meski kesepakatan tersebut dinilai masih rentan.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Dmitry Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, menegaskan bahwa Moskow tetap konsisten pada prinsip Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Meskipun begitu, Medvedev tidak tinggal diam terhadap aksi militer AS yang menyerang fasilitas nuklir Iran. Ia menyebut serangan itu tidak efektif dan patut dikutuk.

"Saya mengutuk serangan AS terhadap Iran, (serangan) itu gagal mencapai tujuannya," kata Medvedev di platform X.

Ia juga menyoroti bahwa baik Rusia maupun Iran adalah penandatangan NPT, berbeda dengan Israel yang belum ikut dalam perjanjian tersebut.

Medvedev memperingatkan negara-negara yang dengan mudah memainkan isu senjata nuklir dalam retorika politiknya. Rusia, menurutnya, sudah lama berada di bawah pengawasan internasional terkait program nuklirnya.

"Kita jelas tidak boleh berdebat tentang siapa yang memiliki lebih banyak senjata nuklir," ujarnya, dikutip dari Anadolu.

Lebih lanjut, Medvedev juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap masa depan perjanjian pengendalian senjata New START antara Rusia dan Amerika Serikat. Meski perjanjian tersebut masih berlaku saat ini, kelanjutannya dinilai tidak pasti.

"Pertanyaannya adalah, apa yang akan terjadi selanjutnya?" ungkapnya.

Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap komentar mantan Presiden AS Donald Trump, yang dalam platform Truth Social menyebut adanya kemungkinan beberapa negara, termasuk Rusia, akan memasok hulu ledak nuklir ke Iran.

Trump mempertanyakan ucapan Medvedev yang dianggapnya terlalu santai dalam menyebutkan kemungkinan pasokan nuklir ke Iran, menyebut bahwa seorang pejabat Rusia menyebut kata "N" (nuklir) begitu saja dalam konteks yang mengkhawatirkan.


Komentar