Profil Taufik Hidayat, Peraih Medali Emas Olimpiade yang Didapuk Jadi Wamenpora RI

01 Jul 2025 | Penulis: onenews

Profil Taufik Hidayat, Peraih Medali Emas Olimpiade yang Didapuk Jadi Wamenpora RI

Toronews.blog

Taufik Hidayat adalah legenda bulu tangkis tunggal putra bagi Indonesia. Dia merupakan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 dan Juara Dunia 2005. Oleh Prabowo Subianto, Taufik diminta untuk mengisi posisi Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) RI 2024-2029.

Seorang atlet berbakat dengan segudang pencapaian ini memutuskan terjun ke dunia politik jelas mengundang rasa penasaran banyak orang. 

Apalagi kiprah di dunia politiknya telah dimulai sejak tahun 2018. Berikut profil Taufik Hidayat.

Kiprah Taufik Hidayat dalam olahraga bulu tangkis

Taufik Hidayat lahir pada 10 Agustus 1981 di Bandung, Jawa Barat dan merupakan putra dari pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah. 

Ia telah terjun di dunia bulu tangkis sejak usia dini. Pada masa kecilnya Taufik bergabung dengan klub bulu tangkis SGS PLN Bandung dan dibimbing oleh Lie Sumirat.

Pada usia 16 tahun Taufik menjadi pemenang Kejuaraan Asia Junior yang diselenggarakan di Manila pada tahun 1997. 

Dia bertanding untuk tunggal putra serta membawa tim putra junior Indonesia mendapatkan medali perak atau runner up pada ajang tersebut.

Tahun berikutnya, saat dia berusia 17 tahun, dia kembali berhasil menjuarai Brunei Open 1998 dan melangkah hingga babak semifinal pada Kejuaraan Asia 1998 dan juga Indonesia Open 1998.

Kemampuan Taufik terus digembleng dalam mengikuti banyak turnamen dan masih di tahun yang sama, 1998, Taufik menjadi pemenang Asian Games Bangkok 1998. Sebuah prestasi membanggakan bagi pemuda yang usianya masih begitu muda.

Kemudian, pada tahun berikutnya, 1999, dia meraih gelar Indonesia Open pertamanya. 

Dalam waktu yang hampir berbarengan Taufik juga mencapai final turnamen All England dan Singapore Open. Sayangnya, langkahnya untuk menjadi pemenang terhenti saat berhadapan dengan legenda bulu tangkis Inggris, Peter Gade dan seniornya di tim nasional, Hariyanto Arbi.

Masih di tahun yang sama Taufik berhasil membawa pulang medali emas untuk tunggal putra dan beregu putra pada SEA Games Bandar Seri Begawan dan juga medali emas untuk beregu putra pada Piala Asia Ho Chi Minh.

Olimpiade pertama yang dia ikuti adalah Olimpiade Sydney 2000. Sayangnya di sini Taufik harus gugur di babak perempat final saat melawan Ji Xinpeng dari Cina Daratan.

Tak menyerah, empat tahun setelahnya Taufik kembali bertanding di ajang bergengsi internasional ini dan keluar sebagai juara pada Olimpiade Athena 2004. 

Ia berhasil mengalahkan banyak pemain unggulan seperti Wong Choong Hann dari Malaysia, Peter Gade dari Inggris, serta Shon Seung Mau dari Korea Selatan.

Tak lama dan masih di tahun yang sama Taufik kembali mempertahankan gelar Indonesia Open serta meraih Juara Asia keduanya.

Seolah dewi kemenangan memihaknya, Taufik kembali mendapatkan gelar Juara Dunia 2005 di Anheim, Amerika Serikat dengan mengalahkan pemain peringkat satu dunia Lin Dan di babak final.

Pada tahun 2006 Taufik menjadi juara Asian Games Doha 2006 dan Indonesia Open 2006. Pada tahun 2007 dia mendapatkan kemenangan dalam Kejuaraan Asia Johor Bahru 2007 dan SEA Games Nakhin Ratchasima 2007.

Pada tahun 2008 Taufik kembali maju ke pertanding di Olimpiade Beijing 2008 tetapi tersingkir di babak kedua. Olimpiade London 2012 menjadi Olimpiade terakhir yang dia ikuti dan sayangnya dia harus gugur di babak 16 besar.

Pada tahun yang sama dia pun membangun pelatihan bulu tangkis miliknya sendiri yang diberi nama Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas, Jakarta Timur.

Sepanjang sejarah kariernya Taufik telah mengoleksi 413 kemenangan, yang jelas jauh lebih besar dari kekalahannya yang hanya 138.

Memilih terjun ke politik

Tak perlu mempertanyakan pencapaian Taufik Hidayat di dunia olahraga, khususnya bulu tangkis. Namun, pada tahun 2013 Taufik memutuskan untuk pensiun ketika mengalami kekalahan dalam ajang Indonesia Terbuka di Istora Senayan.

Setelah pensiun Taufik Hidayat pun sempat menjadi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017. Selanjutnya dia menjadi staf khusus di Kemenpora pada tahun 2017-2018.

Pada tahun 2018 karier politik Taufik dimulai. Diawali dengan bergabung menjadi kader Partai Demokrat. Sayangnya, karier politik yang baru dibangunnya ini tak bertahan lama.

Pada tahun 2024 suami dari Ami Gumelar, putri dari mantan Menteri Pertahanan RI dan mantan Menteri Perhubungan RI Agum Gumelar, kembali dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dapil Jawa Barat II dari Partai Gerindra, tetapi sayangnya dia gagal melangkah ke Senayan.

Hingga akhirnya dia diberi amanah untuk menjadi Wamenpora di Kabinet Merah Putih.


Komentar