Toronews.blog
Setelah Poltracking memutuskan untuk keluar dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), sekarang giliran Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Voxpol yang akhirnya ikut memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Persepi secara sukarela.
Kabar mundurnya PPI tersebut dibenarkan oleh Adi Prayitno selaku direktur PPI. Dia juga memberi bukti berupa surat bernomor 11/SKL/PBT/XI/2024 yang berisi pernyataan pengunduran diri PPI dari Persepi.
"Salam sejahtera kami sampaikan, semoga ketua Persepi dan seluruh jajaran pengurusnya dalam keadaan sehat dan sukses selalu. Amin. Bersama dengan ini kami sampaikan bahwa Parameter Politik Indonesia, menyatakan diri mundur dan keluar secara sukarela dari keanggotaan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi)," bunyi surat pengunduran diri yang dikutip dari Detikcom.
Tak hanya pernyataan pengunduran diri, dalam surat itu juga disebutkan alasan PPI keluar dari Persepi.
Ada 2 alasan yang dinyatakan, yakni restrukturisasi kepengurusan Kepengurusan Parameter Politik Indonesia serta evaluasi dan konsolidasi internal arah kebijakan Parameter Politik Indonesia di masa depan.
"Karena alasan restrukturisasi kepengurusan Parameter Politik Indonesia. Evaluasi dan konsolidasi internal arah kebijakan Parameter Politik Indonesia ke depan," bunyi dalam surat tersebut.
Adi Prayitno menekankan alasannya adalah masalah internal. Tidak ada ada alasan yang berhubungan dengan pihak luar. Dia juga menepis anggapan bahwa kekisruhan Persepi dengan Poltracking Indonesia sebagai pemicunya.
"Enggak ada urusannya dengan sengketa Lembaga lain. Murni alasan internal organisasi," ungkap Adi, dilansir dari Liputan6.com.
Dia juga menyampaikan bahwa pengunduran diri PPI bukanlah sebuah masalah karena PPI sendiri bergabung ke Persepi secara sukarela.
"Keluar dan masuk organisasi itu perkara biasa. Tak perlu ada yang dihebohkan. Karena gabung organisasi itu dilakukan secara sukarela," kata Adi Prayitno.
Sementara itu, di saat yang sama, beredar juga surat yang menyatakan bahwa lembaga Voxpol Center Research and Consulting memutuskan untuk turut mengundurkan diri dari keanggotaan Persepi.
"Melalui surat ini, kami Voxpol Center Research and Consulting menyatakan keluar dari keanggotaan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi)," berikut bunyi suratnya.
Saiful Mujani selaku anggota Dewan Etik Persepi juga membenarkan bahwa tak hanya PPI yang mengajukan pengunduran diri, tetapi juga Voxpol turut mundur.
"Betul (PPI dan Voxpol mundur). Sudah menerima (surat pengunduran diri)," ujar Saiful.
Sebelumnya, internal Persepsi goyah usai perhimpunan lembaga survei tersebut memberikan sanksi kepada Poltracking karena dianggap tak bisa memberikan klarifikasi atas hasil survei yang mereka buat.
Hal tersebut terjadi setelah Poltracking dan LSI menerbitkan hasil survei Pilkada Jakarta yang berbeda, kendati dilakukan dalam periode waktu yang sama dan metode yang serupa.
Hasil survei yang dipublikasikan oleh Poltracking memaparkan bahwa pasangan Ridwan Kamil dan Suswono memeroleh angka elektabilitas sebesar 51,6%. Sedangkan Pramono dan Rano Karno akan mendapat angka sebesar 36,4%.
Hasil tersebut berbeda 180 derajat dari hasil yang dibagikan oleh LSI. Menurut hasil survei LSI pasangan Pramono Anung–Rano Karno akan memperoleh elektabilitas tertinggi dengan kisaran 41,6%, di atas angka Ridwan Kamil–Suswono yang hanya mencapai 37,4%.
Buntut dari perbedaan hasil survei tersebut, Poltracking memilih keluar dari Persepsi.