WASHINGTON, TORONEWS.BLOG - Perang fisik antara Iran melawan Israel dan Amerika Serikat (AS) telah usai, namun tampaknya menjalar ke bidang lain. AS kini mewaspadai serangan siber Iran.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA), Biro Penyelidikan Federal (FBI), dan Badan Keamanan Nasional (NSA), merilis pernyataan bersama menyoroti potensi risiko serangan siber terhadap infrastruktur penting AS. Serangan bisa saja dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan Iran.
“CISA, Biro Penyelidikan Federal, Pusat Kejahatan Siber Departemen Pertahanan, dan Badan Keamanan Nasional menerbitkan (lembar fakta) Aktor Siber Iran Dapat Menargetkan Jaringan dan Entitas AS yang Rentan," bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (1/7/2025).
Lembar fakta tersebut menjelaskan secara rinci perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan siber terhadap infrastruktur penting AS. Pelakunya bisa saja pihak-pihak yang disponsori atau berafiliasi dengan pemerintah Iran.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan perusahaan pertahanan yang terhubung dengan lembaga penelitian dan pertahanan Israel juga berisiko tinggi menjadi target serangan.
Lembar fakta tersebut menegaskan, sejauh ini belum ada indikasi kampanye terkoordinasi serangan siber di AS yang dikaitkan dengan Iran.
Setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS mengeluarkan peringatan meningkatnya risiko serangan teroris selama 2 bulan ke depan atau hingga 22 September.