Panas! Berikut Rangkuman Debat Pilgub Sumut

01 Jul 2025 | Penulis: onenews

Panas! Berikut Rangkuman Debat Pilgub Sumut

Toronews.blog

Debat pertama Pilgub Sumatera Utara 2024 antara paslon Bobby Nasutiaon dan Surya serta paslon Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala digelar Rabu (30/10/2024) di Hotel Mercure, Medan.

Debat perdana pilgub Sumut ini mengangkat tema tentang pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Sembilan panelis pun hadir untuk menjadi saksi pertarungan gagasan antara kedua paslon. Kesembilan panelis tersebut adalah Nispul Khair, Hatta Ridho, Dadang Darmawan Pasaribu, Hisarma Saragih, Mahmul Siregar, Moammar Andar Roemare Siregar, Hasan Sazali, Mujahiddin, dan Zakaria Siregar.

Debat perdana yang penuh sindiran

Pada saat pemaparan visi-misi, kedua paslon diberi waktu yang sama yaitu 3 menit. Namun pada proses pemaparannya kedua paslon gagal menjelaskan visi dan misi kampanye mereka karena kehabisan waktu.

Debat dibuka dengan aksi saling puji dari kedua paslon. Bobby Nasution yang berada di bawah bendera Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus memberi pujian tentang prestasi Sumut yang berhasil menduduki peringkat kelima nasional dari segi keterbukaan informasi publik. Dia juga memuji kinerja Edy yang pernah menjabat sebagai gubernur.

Namun, aksi saling puji itu hanya menjadi awal perdebatan panas antara kedua paslon. Begitu debat dimulai, kedua paslon saling melempar sindiran.

Ketika membahas masalah terkait angka partisipasi murni (APM) SMA di Sumut yang masih rendah, kedua paslon pun saling jawab.

Edy menjelaskan selama dirinya menjabat dia telah membangun 24 SMA dan SMK dan dia juga menekankan terkait prioritas APBD adalah anggaran pendidikan.

“Memprioritaskan APBD kita 20 persen, dari 20 persen itu kita terhenti karena refocussing covid, saya hanya mampu siapkan 24 SMA/SMK. APM ini sangat penting, dimulai 2022 sudah meningkat 0,68 persen walaupun hanya kecil," jelas Edy, dikutip dari CNN Indonesia.

Lalu Bobby pun menanggapi pernyataan tersebut yang dikaitkan dengan rendahnya APM SMA termasuk ‘kutipan’ atau pungutan kepada siswa.

"SMA yang paling rendah kalau boleh kasih info, ada dua persoalan yang kami dapat di lapangan. Pertama ekonomi karena ada kutipan, bayaran untuk anak SMA dan SMK. Kedua masalah ada di beberapa kabupaten/kota yang anak-anaknya setelah selesai SMP, memang kebiasaannya ini langsung lanjut kerja," kata Bobby.

Karena Bobby mengangkat masalah ‘kutipan’ Edy pun menegur Bobby karena keluar dari topik yang harus dibahas yaitu APM.

Saat subtema kesehatan diangkat, Bobby membuka dengan memamerkan program Universal Health Coverage (UHC) yang telah diterapkan di Kota Medan saat dia menjadi walikota. Program itu memberi kesempatan pada masyarakat untuk dapat mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan KTP. 

Sindiran pun dilemparkan Bobby pada Edy karena lebih memilih membeli lahan dan bangunan bekas Medan Club dengan harga fantastis yang lebih dari Rp400 miliar daripada menggunakannya untuk mengembangkan program UHC di Sumut.

Medan Club sendiri dulunya merupakan fasilitas pertemuan yang telah dibangun sejak zaman kolonial. Letaknya ada di samping Kantor Gubernur Sumut.

“Kami hitung-hitung, Pak Edy, dengan anggaran yang ada di provinsi, sebenarnya Provinsi Sumut ini bisa UHC, Pak. Tapi kenapa di masa bapak lebih pilih untuk beli eks Medan Club yang harganya Rp400 miliar lebih?” tanya Bobby, dilansir dari Tirto.id.

Namun bukannya menjawab, Edy malah melayangkan protes sebab Bobby menggunakan kata singkatan yang tak diizinkan dalam debat. “Tadi sudah disampaikan oleh moderator, kalau ada singkatan dipanjangkan singkatannya dan diterjemahkan. UHC, Universal Health Care,” balas Edy.

Setelah menegur, Edy pun menjawab bahwa menurutnya program UHC yang dibanggakan Bobby itu merupakan program nasional untuk mengatasi BPJS kesehatan dan dirasa belum mampu menuntaskan permasalahan kesehatan. Edy sendiri menegaskan bahwa Medan Club itu adalah bonus untuk Sumut.

Tak kalah panas, Hasan pun menyindir terkait kondisi buruk jalanan Kabupaten Asahan saat Surya menjabat Bupati Asahan. Surya pun menjawab bahwa tak semua jalan di Asahan buruk meski memang ada beberapa yang belum diperbaiki.

“Saya pikir bukan jalan di Kabupaten Asahan saja. Memang kami akui masih ada jalan yang rusak. Tapi masih banyak jalan yang sudah bagus,” terang Surya.


Komentar