BANDUNG, TORONEWS.BLOG – Manajemen Persib Bandung akhirnya angkat bicara mengenai penggunaan mes Stadion Sidolig yang kini ditempati oleh PSBS Biak sejak awal Juli 2025. Persib menyatakan tak keberatan karena stadion tersebut bukan aset klub, melainkan milik pemerintah daerah.
Vice President PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Andang Ruhiat, menjelaskan Persib telah memutuskan untuk menjadikan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai markas utama untuk musim kompetisi 2025-2026.
“Fasilitas ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan kualitas persiapan tim dan efisiensi operasional harian,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).
Selain memanfaatkan lapangan utama GBLA, Persib juga menggunakan lapangan pendamping di timur GBLA sebagai pusat latihan. Ini memungkinkan tim menjaga intensitas latihan sambil menjaga kondisi rumput utama tetap prima untuk pertandingan Liga 1.
Andang menambahkan Persib telah menyiapkan opsi cadangan jika lapangan pendamping GBLA sedang dalam tahap perawatan. Stadion SPOrT Jabar di Arcamanik, Bandung, akan menjadi lokasi alternatif yang sudah dikoordinasikan sejak awal bersama pihak terkait, agar jadwal latihan tidak terganggu.
Lebih jauh, mengenai alih fungsi mes Stadion Sidolig oleh Pemkot Bandung untuk dipakai oleh PSBS Biak, Andang menegaskan Persib menghormati prosedur penyewaan.
“Kami sama sekali tidak mempermasalahkan jika stadion tersebut disewakan kepada klub lain, selama prosesnya mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku,” tegasnya.
Persib saat ini benar-benar meninggalkan mes Sidolig dan resmi bermarkas di GBLA. Stadion di Gedebage ini telah menjadi bagian penting identitas tim dalam beberapa musim terakhir. Selain itu, saat ini GBLA sedang menjalani renovasi dan penyempurnaan fasilitas untuk menyambut start Liga 1 musim 2025/2026, yang dijadwalkan bergulir bulan Agustus mendatang.
Andang menilai tindakan Pemkot Bandung memberi akses bagi PSBS Biak ke Sidolig justru menunjukkan keterbukaan dan dukungan terhadap pertumbuhan sepak bola nasional. Menurutnya, Bandung menjadi contoh kota yang punya fasilitas memadai untuk beberapa klub dengan semangat kolaborasi.
“Kami percaya konsistensi dalam perencanaan operasional, transparansi dalam pengelolaan fasilitas, dan komunikasi yang baik antar pemangku kepentingan adalah kunci untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih maju,” tambah Andang.
Dengan strategi yang matang ini, Persib berharap bisa menjaga kesiapan tim sambil tetap mendukung program-program pengembangan sepak bola secara regional. Pengelolaan sarana stadion yang inklusif diharapkan menjadi langkah awal menuju ekosistem sepak bola yang lebih berkelanjutan di Indonesia.