Toronews.blog
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti sempat menyebut gagasan soal penerapan deep learning untuk menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar.
Menurut Abdul Mu'ti, deep learning tidak hanya sekadar teknik belajar yang menekankan pada hafalan, tetapi lebih kepada pemahaman dan pemikiran kritis yang berkelanjutan.
Deep learning memiliki tiga elemen utama yakni mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.
Lantas, apa yang dimaksud dengan deep learning, dan benarkah deep learning akan menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar yang berlaku saat ini?
Apa itu deep learning?
Menurut Abdul Mu'ti, deep learning tidak hanya sekadar teknik belajar yang menekankan pada hafalan, tetapi lebih kepada pemahaman dan pemikiran kritis yang berkelanjutan.
Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat menyimpan informasi dengan cara yang lebih efektif dan dapat menerapkannya dalam konteks yang berbeda.
Dalam penerapan deep learning, terdapat tiga elemen utama yang menjadi perhatian:
- Mindful Learning: Siswa diajak untuk menyadari bahwa setiap individu memiliki latar belakang dan cara belajar yang berbeda. Hal ini penting untuk menciptakan suasana belajar yang inklusif dan menghargai perbedaan di antara siswa.
-
Meaningful Learning: Proses pembelajaran harus mendorong siswa untuk berpikir dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan belajar. Dengan cara ini, siswa akan merasa hasil belajar mereka relevan dan memiliki arti dalam kehidupan sehari-hari.
-
Joyful Learning: Menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan adalah hal yang penting. Jika siswa merasa senang dalam proses belajar, mereka cenderung lebih termotivasi dan berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan.
Deep learning bukan kurikulum
Bertolak dari isu yang beredar, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa menjelaskan bahwa deep learning bukan merupakan sebuah kurikulum.
Menurut Mu'ti, deep learning merupakan metode yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.
"Deep learning itu bukan kurikulum. Itu pendekatan belajar," ujar Mu'ti usai mengisi acara "Pak Menteri Ngariung" di Jakarta, dilansir dari Antara (11/11/2024).
Mu'ti juga menanggapi isu yang berkembang di media sosial mengenai kemungkinan penggantian Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum deep learning. Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada keputusan resmi untuk mengganti kurikulum yang telah diterapkan.
Kajian yang saat ini sedang dilakukan oleh Kemendikdasmen adalah menyangkut pendekatan pendidikan, bukan perubahan struktural pada kurikulum.
Sementara itu, Kurikulum Merdeka Belajar masih tetap berlaku dan menjadi fokus Kementerian dalam meningkatkan kualitas pendidikan.