Komite Kehakiman DPR AS pada hari Senin memanggil mantan eksekutif Pfizer (NYSE: PFE ) setelah ia menolak untuk secara sukarela mematuhi pengawasan komite mengenai apakah perusahaan tersebut dengan sengaja menunda hasil uji klinis vaksin COVID-19 hingga setelah pemilihan presiden 2020.
Panitia memanggil Philip Dormitzer, mantan kepala penelitian vaksin global perusahaan, yang membantu mengawasi pengembangan vaksin COVID selama pemerintahan pertama Donald Trump.
Komite Kehakiman DPR pada bulan Mei menulis dalam sebuah surat kepada Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla bahwa mereka sedang menyelidiki komentar yang diduga dibuat oleh Dormitzer.
Perusahaan mulai membagikan hasil uji cobanya pada 9 November 2020, beberapa hari setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden melawan Trump.
Pfizer telah lama membantah adanya hubungan antara waktu pengumuman hasil vaksinnya dan pemilu AS.
Perusahaan dan Dormitzer tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
"Tuduhan bahwa beberapa karyawan Pfizer berupaya menyembunyikan informasi kesehatan publik, tampaknya agar dapat memengaruhi pemilihan presiden 2020, melibatkan kepentingan federal yang besar dan memerlukan penyelidikan tambahan, yang pada gilirannya akan memberikan masukan bagi potensi reformasi legislatif," menurut pernyataan dari Komite Kehakiman DPR pada hari Senin.