Donald Trump Resmi Menang Pilpres AS 2024

01 Jul 2025 | Penulis: onenews

Donald Trump Resmi Menang Pilpres AS 2024

Toronews.blog

Dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada 5 November 2024, Donald Trump dari Partai Republik telah resmi dinyatakan sebagai pemenang. Ia berhasil meraih 277 suara elektoral, sedangkan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mendapatkan 224 suara. Kemenangan Trump terjadi setelah pengumuman dari beberapa media besar di Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa ia melewati ambang batas 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan pemilu.

Perolehan Suara Elektoral

Melihat dengan lebih detail tentang perolehan suara, Trump tidak hanya mencatat sukses dengan jumlah suara elektoral, tetapi juga unggul dalam persentase suara secara keseluruhan. Ia mendapatkan dukungan sekitar 51 persen dari suara yang sah, menunjukkan bahwa banyak pemilih yang memberikan kepercayaan kepada program-program dan visi politiknya.

Perbandingan dengan Kamala Harris

Sebaliknya, Kamala Harris yang merupakan mantan wakil presiden, mendapatkan suara sekitar 47,5 persen. Hasil ini menandakan bahwa, meskipun Harris memiliki basis pendukung yang kuat, namun tidak cukup untuk mengalahkan mantan presiden yang telah menginginkan jabatan itu kembali.

Ambang Kemenangan

Penting untuk dicatat bahwa sistem pemilihan di AS mengandalkan "electoral college", di mana setiap negara bagian memiliki jumlah suara elektoral berdasarkan populasi. Ini berbeda dengan sistem pemilu di banyak negara lain, di mana kandidat yang mendapatkan suara terbanyak biasanya dinyatakan sebagai pemenang. Dalam hal ini, pemilih di seluruh negara bagian sebenarnya memilih anggota dari lembaga pemilih, bukan langsung memilih calon presiden.

Kemenangan Politik dan Pidato Trump

Setelah kemenangan yang diumumkan, Donald Trump segera memberikan pidato kepada ribuan pendukungnya di West Palm Beach, Florida. Dalam sambutannya, ia mengekspresikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua yang telah memilihnya dan menyebut kemenangan ini sebagai "kemenangan politik".

Di hadapan kerumunan yang meriah, Trump berjanji untuk membawa negara ke arah yang lebih baik. Ia menggunakan pidato tersebut untuk menyampaikan rencananya dalam memulihkan ekonomi, memperbaiki perbatasan, dan melakukan reformasi di berbagai sektor yang dianggapnya krusial untuk kemajuan bangsa Amerika.

Trump dengan tegas menyatakan bahwa masa pemerintahannya yang kedua akan menjadi "zaman keemasan" bagi Amerika Serikat, dengan harapan untuk membangun kembali kekuatan dan posisi AS di arena global. Janji-janji ini disambut sorakan dan antusiasme dari para pendukung yang hadir, yang percaya bahwa kepemimpinannya dapat membawa perubahan signifikan.

"Ini adalah kemenangan luar biasa bagi rakyat Amerika, yang akan memungkinkan kita untuk membuat Amerika hebat lagi," imbuhnya, menegaskan lagi slogan kampanyenya.

Suasana di luar Palm Beach Convention Centre penuh dengan kegembiraan saat pendukung Trump merayakan kemenangannya. Mobil-mobil yang lewat membunyikan klakson sebagai bentuk perayaan, sementara banyak pendukung yang menari dan merayakan momen historis ini. Banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa kemenangannya akan membawa harapan baru bagi rakyat Amerika.

Respons Internasional atas Kemenangan Trump

Setelah hasil pemilu diumumkan, respons internasional datang dari berbagai pemimpin dunia. Banyak negara mengharapkan kerjasama yang lebih baik di bawah kepemimpinan Trump yang baru.

Reaksi Pemimpin Dunia

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dengan tegas menyatakan bahwa ia siap untuk bekerja sama kembali dengan Trump. Sementara, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga mengucapkan selamat kepada Trump dan menegaskan pentingnya komitmennya untuk menghadirkan perdamaian yang adil.

Respons dari Iran dan Hamas

Di sisi lain, Iran melalui juru bicaranya Fatemeh Mohajerani mempertegas bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri mereka meski dengan hasil pemilu ini. Dalam pernyataannya, mereka menegaskan kebijakan utama AS terhadap Iran tidak akan banyak terpengaruh oleh pergantian presiden.

“Pemilihan presiden AS tidak ada hubungannya secara khusus dengan kami,” ungkap Fatemeh Mohajerani

“Kebijakan-kebijakan utama Amerika dan Republik Islam (Iran) sudah pasti, dan tidak akan banyak berubah karena pergantian orang. Kami telah membuat persiapan yang diperlukan sebelumnya,” sambungnya.

Sementara itu, Hamas mengomentari kemenangan Trump dengan harapan bahwa ia dapat membawa perubahan positif dalam konflik di Timur Tengah, terutama antara mereka dan Israel. Pejabat senior Hamas menunjukkan keinginan agar Trump dapat memenuhi janjinya untuk mencapai perdamaian.

"Kekalahan Partai Demokrat adalah harga yang wajar atas 'sikap kriminal' kepemimpinan mereka terhadap Gaza," ujar Sami Abu Zuhri pejabat senior Hamas dilansir dari Reuters.

Kemenangan Trump juga diyakini akan menjadi titik awal bagi kerjasama global yang lebih kuat, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada di dunia. Pemimpin dunia berharap, di bawah kepemimpinan Trump, AS akan kembali memainkan peran sentral dalam berbagai isu internasional.

Proses Pemungutan Suara dan Ketelitian

Sistem pemungutan suara di AS berjalan dengan prosedur ketat dan rinci. Proses penghitungan suara menjadi salah satu aspek penting yang menarik perhatian publik.

Cara Penghitungan Suara di AS

Dalam pemilihan presiden, pusat perhitungan suara di seluruh negara bagian beroperasi untuk menghitung suara yang diberikan oleh para pemilih. Bagi banyak orang, hasil penghitungan ini menjadi momen menegangkan, karena suara dihitung secara bertahap, dimulai dari kotak suara yang paling awal dibuka.

Proses Verifikasi dan Penghitungan

Setelah suara dihitung, langkah penting berikutnya adalah verifikasi, di mana pihak berwenang memastikan bahwa setiap suara yang dihitung adalah dari pemilih yang terdaftar. Proses ini mencakup pemeriksaan untuk memastikan tidak ada surat suara yang rusak atau tidak sah, menjamin integritas pemilu.

Kemungkinan Gugatan Hukum dan Tantangan

Dalam konteks pemilu ini, meskipun hasil telah diumumkan, ada kemungkinan adanya tantangan hukum dari pihak-pihak yang tidak puas. Dalam pemilu sebelumnya, Trump dan tim kampanyenya telah mengajukan beberapa gugatan hukum terkait hasil, dan banyak yang mengantisipasi bahwa suasana politik yang panas ini bisa memicu kembali tindakan serupa di masa depan.

Dengan kondisi ini, pemilihan presiden di AS selalu menyisakan dinamika yang menarik dan kontroversial, yang mencerminkan kompleksitas demokrasi yang dijalankan di negara tersebut.


Komentar