China Umumkan 9 Negara Tambahan Untuk Diberikan Bebas Visa, Indonesia Belum Termasuk

01 Jul 2025 | Penulis: onenews

China Umumkan 9 Negara Tambahan Untuk Diberikan Bebas Visa, Indonesia Belum Termasuk

Toronews.blog

Pemerintah China telah memutuskan untuk memperluas kebijakan bebas visa untuk menarik pengunjung internasional. Sebanyak sembilan negara baru kini diizinkan untuk masuk ke China tanpa memerlukan visa. Negara-negara tersebut meliputi Korea Selatan, Norwegia, Finlandia, Slovakia, Denmark, Islandia, Andorra, Monako, dan Liechtenstein. Langkah ini menunjukkan komitmen China untuk meningkatkan interaksi global dan mendukung industri pariwisata yang terdampak oleh pandemi.

Kebijakan bebas visa untuk kesembilan negara tersebut akan berlaku mulai tanggal 8 November 2024. Pemberlakuan ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2025, di mana pengunjung dari negara-negara tersebut dapat tinggal di China selama maksimum 15 hari. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan arus turis dan memperkuat hubungan bilateral antara China dan negara-negara pemegang paspor bebas visa.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk memudahkan perjalanan lintas batas dan memfasilitasi pertukaran budaya serta perdagangan. Dengan kemudahan akses ini, China berharap bisa merangsang pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata, sambil memperkuat hubungan dengan negara-negara yang terlibat. Kebijakan ini juga merupakan bagian dari strategi lebih besar untuk memulihkan industri pariwisata yang mengalami penurunan dramatik akibat pembatasan perjalanan global baru-baru ini.

Dampak pada Pariwisata China

Sejak diumumkannya kebijakan bebas visa ini, China turut menyaksikan lonjakan signifikan dalam jumlah wisatawan asing. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, China telah menyambut sekitar 95 juta pelancong internasional. Angka ini mencerminkan peningkatan 54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan setara dengan 93,4% dari total wisatawan asing yang berkunjung di tahun 2019 sebelum pandemi.

Dengan melonggarnya aturan visa, banyak ahli memperkirakan sektor pariwisata China akan mengalami revitalisasi. Banyak pengunjung yang sebelumnya terhalang oleh prosedur visa yang rumit dan biaya tinggi kini bisa berkunjung dengan lebih mudah. Ini tentunya akan memperkuat kedudukan China sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Asia dan dunia.

Pemerintah China juga mengambil langkah dalam memudahkan akses bagi wisatawan dengan memodernisasi layanan transportasi dan akomodasi. Misalnya, tempat-tempat wisata utama diharuskan menerima berbagai metode pembayaran internasional, termasuk kartu bank asing dan pembayaran melalui aplikasi berbasis QR code. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman wisatawan selama berada di China.

Indonesia Belum Masuk dalam Daftar

Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah wisatawan yang signifikan ke China, pemerintah Indonesia belum termasuk dalam daftar negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebijakan diplomatik yang kompleks dan pertimbangan keselamatan serta kesehatan yang masih perlu dievaluasi oleh otoritas China.

Ketiadaan akses bebas visa bagi warga negara Indonesia berpotensi menjadi penghalang bagi banyak pelancong. Wisatawan Indonesia masih harus mengurus visa untuk memasuki China, yang dapat menjadi proses yang memakan waktu dan biaya. Ini dapat mengurangi minat untuk berkunjung, terutama bagi mereka yang lebih memilih kemudahan dalam bertravel.

Ada harapan bahwa kebijakan ini akan berubah di masa depan, mengingat potensi pariwisata Indonesia yang besar. Upaya diplomasi yang lebih erat antara kedua negara diharapkan mampu membuka peluang untuk diskusi tentang kemungkinan pengenalan bebas visa bagi warga negara Indonesia. Hal ini akan lebih memperkuat hubungan antara China dan Indonesia, baik dalam bidang pariwisata maupun perdagangan.

Perbandingan Kebijakan Bebas Visa di Asia

Beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, telah lebih dulu mendapatkan akses bebas visa ke China untuk periode tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa China juga mengakui hubungan bilateral yang kuat dan kerjasama regional dengan negara-negara Asia Tenggara.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebijakan bebas visa China lebih terbatas dan tidak seragam. Sementara beberapa negara Eropa memiliki kesepakatan timbal balik yang lebih komprehensif untuk bebas visa, negara-negara tertentu di Asia memiliki peraturan yang lebih ketat. Ini mencerminkan kebijakan luar negeri yang bervariasi, tergantung pada hubungan politik dan ekonomi antar negara.

Perbedaan dalam kebijakan bebas visa ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk pertimbangan keamanan, jalur migrasi, atau hubungan diplomatik. Negara-negara dengan hubungan yang lebih erat sering kali mendapatkan akses bebas visa lebih mudah. Oleh karena itu, menjadi penting bagi negara-negara seperti Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dengan China dalam berbagai aspek untuk mempertimbangkan kemungkinan perbaikan kebijakan di masa depan.

Dengan perkembangan ini, semua pihak berharap agar kebijakan bebas visa dapat diperluas lebih lanjut, tidak hanya mencakup negara-negara tertentu, tetapi juga memberikan kesempatan bagi lebih banyak wisatawan untuk mengeksplorasi keindahan dan budaya China tanpa hambatan.


Komentar