Toronews.blog
Pemilihan presiden di Amerika Serikat adalah proses yang rumit dan melibatkan beberapa langkah yang tidak hanya berkaitan dengan pemilih memilih kandidat, tetapi juga dengan sistem pemungutan suara yang unik. Setiap pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara sebenarnya memberikan suara untuk anggota electoral college, bukan langsung untuk calon presiden. Hal ini menandakan bahwa pemilih di AS tidak hanya berpartisipasi dalam memilih presiden, tetapi juga dalam memilih individu yang akan memberikan suara untuk presiden tersebut di tingkat nasional.
Electoral college berfungsi sebagai lembaga pemilih yang terdiri dari sejumlah anggota yang ditetapkan berdasarkan populasi setiap negara bagian. Total ada 538 anggota electoral college di seluruh AS, dan untuk menang, seorang kandidat presiden harus mendapatkan minimal 270 suara. Para anggota electoral college biasanya dicalonkan oleh partai-partai politik yang ada di negara bagian dan sering kali merupakan tokoh-tokoh penting dalam partai masing-masing.
Perbedaan dengan Sistem Pemilu di Indonesia
Berbeda dengan Indonesia, di mana pemenang pemilihan presiden ditentukan berdasarkan suara terbanyak, sistem pemilihan di AS memberi kekuasaan kepada anggota electoral college. Hal ini bisa menyebabkan situasi di mana seorang kandidat memperoleh lebih banyak suara populer tetapi kalah dalam suara electoral college. Contohnya, dalam pemilihan tahun 2016, Donald Trump berhasil memenangkan pemilu meskipun kalah dalam jumlah suara populer.
Proses Penghitungan Suara
Setelah pemungutan suara ditutup pada hari pemilihan, proses penghitungan suara dimulai. Suara yang dihitung terlebih dahulu adalah suara populer yang menunjukkan jumlah dukungan yang diterima oleh masing-masing kandidat di tingkat negara bagian. Namun, penghitungan suara ini bisa memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu tergantung pada aturan dan prosedur yang berlaku di negara bagian masing-masing.
Setelah suara populer dihitung, anggota electoral college yang terpilih di masing-masing negara bagian akan berkumpul untuk memberikan suara mereka. Ini adalah langkah penting dalam menentukan pemenang pemilihan presiden. Setiap anggota memiliki kewajiban untuk memberikan suara sesuai dengan preferensi pemilih di negara bagian mereka, meskipun ada beberapa pengecualian di mana anggota dapat memilih tidak sesuai dengan suara yang didapat.
Penghitungan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada teknologi dan peraturan yang berlaku. Beberapa negara bagian masih menggunakan metode tradisional seperti surat suara manual, sementara yang lain menggunakan perangkat elektronik untuk mencatat suara. Penghitungan dapat bervariasi, dan seperti yang diungkapkan dalam literatur, beberapa negara bagian memiliki kebijakan yang membatasi penghitungan untuk menjaga integritas pemilu.
Penentuan Pemenang Pilpres
Agar seorang kandidat dapat dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden, dia harus mendapatkan setidaknya 270 suara dari electoral college. Jika ada lebih dari satu kandidat yang mendapatkan suara tertinggi namun tidak mencapai jumlah tersebut, maka proses pemilihan akan berlanjut ke Kongres.
Sejarah pemilu di AS menunjukkan beberapa kasus di mana kandidat yang tidak memperoleh suara terbanyak tetap menjadi pemenang. Pada pemilihan 2016, Donald Trump kalah dalam suara popular tetapi menang dalam suara electoral college, sementara pada 2000, George W. Bush juga mengalami hal serupa saat dia secara resmi menjadi presiden meskipun kalah dalam suara populer.
Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan 270 suara, pemilihan presiden dilakukan melalui pemungutan suara oleh Kongres. Setiap perwakilan dari Dewan Perwakilan Rakyat akan memberikan satu suaranya untuk kandidat presiden, dan kandidat yang mendapatkan minimal 26 suara dari perwakilan tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang. Sementara itu, pemilihan wakil presiden dilakukan oleh Senat dengan ketentuan bahwa kandidat yang mendapat 51 suara adalah pemenangnya.
Perbedaan Sistem Voting di Setiap Negara Bagian
Setiap negara bagian memiliki kebijakan dan mekanisme pemungutan suara yang dapat berbeda satu sama lain. Ini menciptakan suatu tantangan untuk memastikan bahwa hasil pemilu dapat dihitung dengan akurat dan efisien. Di beberapa negara bagian, pemungutan suara dilakukan melalui kotak suara dalam bentuk kertas, sementara yang lain beralaih ke sistem elektronik.
Teknologi menjadi bagian penting dalam pemungutan suara di AS. Penggunaan perangkat elektronik dan pemindai suara membantu mempercepat proses penghitungan. Misalnya, beberapa negara bagian mengadaptasi perangkat pemungut suara digital yang memungkinkan pemilih untuk memberikan suara mereka melalui layar sentuh. Namun, tidak semua negara bagian memiliki teknologi yang sama, yang dapat memengaruhi kecepatan dan akurasi penghitungan suara.
Peraturan yang berbeda di setiap negara bagian dapat memengaruhi bagaimana suara dihitung dan dilaporkan. Beberapa negara bagian mungkin tidak memperbolehkan penghitungan suara awal, menyebabkan penundaan yang signifikan dalam hasil akhir pemilihan. Selain itu, perubahan regulasi pemilu dan penerapan metode pemungutan suara baru dapat juga menciptakan kebingungan bagi pemilih di setiap siklus pemilu, memerlukan pendidikan pemilih yang lebih baik agar mereka dapat berpartisipasi secara efektif dalam sistem yang kompleks ini.