Apa Itu Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL PBB yang diserang Israel di Lebanon?

01 Jul 2025 | Penulis: onenews

Apa Itu Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL PBB yang diserang Israel di Lebanon?

Toronews.blog

Tentara Israel (IDF) kembali lakukan serangan terhadap sebuah pos pasukan penjaga perdamaian PPB di Lebanon (UNIFIL) di Kafer Kela, Lebanon pada Rabu (16/10/2024). Tank Israel disebut menembaki menara pengawas, menyebabkan dua kamera hancur dan menara pengawas rusak.

"Sekali lagi kami melihat serangan langsung dan tampaknya disengaja terhadap posisi UNIFIL," tulis UNIFIL dalam keterangan resminya di laman web mereka.

Serangan IDF yang mengenai pos penjagaan UNIFIL tersebut bukan pertama kali terjadi di tengah eskalasi konflik Israel-Hizbullah di Lebanon.

Sebelumnya pada Kamis (10/10) dua personel TNI yang ditempatkan di markas pasukan UNIFIL terluka akibat serangan Israel di Lebanon selatan.

Empat hari berselang pada Minggu (13/10), seorang personel TNI yang ditugaskan sebagai kontingen pasukan UNIFIL kembali alami luka akibat serangan Israel.

Serangan pada Kamis pagi lalu menambah daftar serangan Israel di Lebanon yang mengenai pos penjagaan UNIFIL.

Apa itu UNIFIL?

UNIFIL merupakan kependekan dari The United Nations Interim Force in Lebanon (Pasukan Sementara PBB di Lebanon). Pasukan perdamaian PBB ini dibentuk untuk menjaga perdamaian kedamaian di area antara Lebanon dan Israel.

Untuk melakukan tugas utamanya tersebut, UNIFIL memonitor pergerakan militer, baik dari pihak Israel maupun Lebanon, di area yang diberi nama "blue line". Blue line merupakan area seluas 120 km yang ditetapkan PBB sebagai batas de facto kedua negara.

 

Pasukan yang tergabung dalam UNIFIL sendiri terdiri dari 10.000 personel militer dan sekitar 800 staf sipil yang berasal dari 50 negara.

Melansir The Guardian, Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan personel militernya di UNIFIL dengan lebih dari 1.200 personel, diikuti oleh India, Ghana, Nepal, dan Italia.

Sebanyak 10.000 personel tersebut kemudian ditempatkan pada 29 titik yang tersebar di sisi selatan Lebanon.

Apa saja misi UNIFIL di Lebanon?

Pasukan UNIFIL ditempatkan di Lebanon sejak 1978, melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426 tertanggal 19 Maret tahun tersebut.

UNIFIL dimaksudkan sebagai respons PBB atas invasi Israel di Lebanon pada 1978.

Mandat awal dari pembentukan UNIFIL ini adalah untuk memastikan penarikan pasukan Israel, memulihkan perdamaian internasional, dan membantu Pemerintah Lebanon mengembalikan otoritas terhadap wilayah tersebut.

Meskipun pada tahun 2000 Israel secara resmi menarik pasukannya dari Lebanon dan mengakhiri okupasi di sisi selatan Lebanon, namun konflik lanjutan membuat UNIFIL terus dipertahankan.

Konflik lanjutan tersebut adalah eskalasi konflik antara Israel dengan kelompok bersenjata Hizbullah yang pernah memuncak pada 2006 lalu.

Menanggapi konflik tersebut, Dewan Keamanan PBB kemudian mengubah mandat UNIFIL melalui resolusi 1701.

Dalam resolusi 1701 tersebut, UNIFIL diberi mandat tambahan, yakni mengawasi penghentian permusuhan, mendukung pasukan Lebanon (LAF) dalam mengamankan wilayah perbatasan selatan, serta membantu memastikan wilayah antara Blue Line dan Sungai Litani bebas dari personel bersenjata non-pemerintah.

Pada tahun yang sama Indonesia pun mulai mendukung UNIFIL dengan mengirimkan pasukan TNI untuk bergabung. Setiap tahun Kontingen Garuda (Konga), pasukan TNI yang dikirim untuk bergabung dengan UNIFIL, dikirim untuk menjadi bagian dari kekuatan tentara perdamaian PBB tersebut.

Mengapa Israel menyerang pos UNIFIL?

Serangan yang dilakukan Israel terhadap pos UNIFIL terjadi di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah di wilayah selatan Lebanon.

Israel sendiri mengklaim pihaknya tak sengaja melakukan serangan ke UNIFIL dan menyebut hal itu terjadi karena markas UNIFIL yang terlalu dekat dengan zona konflik.

Israel juga menyalahkan Hizbullah atas insiden kerusakan pos UNIFIL dengan menyebut Hizbullah sengaja menjadikan pos UNIFIL sebagai tameng.

Belum lama ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengirim seruan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres untuk menarik pasukan UNIFIl yang ia sebut “kawasan benteng Hizbullah dan daerah konflik”.

"Tuan Sekretaris Jenderal, tarik pasukan UNIFIL dari wilayah bahaya. Hal ini harus dilakukan segera, sekarang juga," ujar Netanyahu dalam pesan video yang dikirimkan untuk Guterres pada Minggu (13/10).

Akan tetapi, melansir Antara, PBB telah memutuskan untuk tetap mempertahankan pasukan penjaga perdamaian PBB di sekitar Blue Line antara Lebanon dan Israel. 

"Keputusan telah dibuat bahwa Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) saat ini akan tetap berada di semua pos mereka meski IDF mengeluarkan seruan untuk mengosongkan pos-pos yang berada di sekitar Blue Line," terang Wakil Sekjen PBB untuk operasi perdamaian Jean-Pierre Lacroix pada Senin (14/10).


Komentar