Toronews.blog
Diwali, atau yang juga dikenal sebagai Deepavali, merupakan salah satu perayaan terpenting dalam tradisi Hindu, Jainisme, dan Sikhisme. Festival ini berlangsung selama lima hari dan dikenal sebagai festival cahaya, yang melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Istilah “Deepavali” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “deretan cahaya,” di mana “deep” berarti cahaya dan “avali” berarti deretan. Diwali biasanya diperingati pada bulan Oktober atau November berdasarkan kalender lunar Hindu.
Salah satu puncak dari perayaan Diwali adalah penyembahan Dewi Laksmi, dewi kemakmuran dan keuangan. Setiap tahun, umat Hindu berharap dengan melaksanakan ritual ini, mereka akan menerima berkat yang melimpah. Pencahayaan lampu, lilin, dan dekorasi penuh warna adalah bagian integral dari perayaan ini, menciptakan suasana meriah dan penuh harapan.
Makna dari festival ini sangat dalam, di mana setiap cahaya yang dinyalakan diharapkan dapat mengusir kegelapan dan membawa kedamaian serta kebahagiaan. Banyak orang merayakan Diwali dengan berbagi kebahagiaan bersama keluarga dan teman-teman, sehingga menjadikan momen ini semakin spesial dan penuh makna.
Sejarah Perayaan Diwali
Sejarah Diwali sangat kaya akan legenda dan mitos yang bervariasi di setiap wilayah yang merayakannya. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah cerita tentang Dewa Rama dan Dewi Sita dari epik Ramayana. Menurut legenda, Dewa Rama, setelah mengalahkan raja iblis Rahwana dan menyelamatkan isterinya Sita, kembali ke kota Ayodhya. Untuk menyambut kepulangan Raja Rama dan Sita, penduduk Ayodhya menyalakan lampu-lampu yang berkilau di seluruh kota, menciptakan suasana meriah yang berlangsung hingga kini sebagai simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Kisah lainnya juga menyebutkan Dewi Laksmi dan Dewa Wisnu. Dalam kepercayaan Hindu, Diwali diperingati sebagai hari lahir Dewi Laksmi, yang melambangkan kemakmuran. Dewa Wisnu, yang juga sangat dihormati, dikenal karena mempersatukan kekuatan dan keberanian untuk melindungi umat manusia dari kejahatan. Semua kisah ini menunjukkan bagaimana Diwali terhubung erat dengan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, spirit yang menjadi inti dari perayaan ini.
Di banyak wilayah di India, tradisi dan asal usul Diwali sering dipadukan dengan berbagai ritual lokal yang unik, memperkaya makna dan cara perayaan di setiap daerah.
Rangkaian Tradisi Selama Diwali
Diwali dirayakan selama lima hari yang dimulai dengan Dhanteras dan diakhiri dengan Bhai Dooj. Setiap hari dalam rangkaian ini memiliki makna dan ritual khusus.
Hari pertama, Dhanteras, dianggap sebagai hari untuk merayakan kekayaan dengan membeli barang-barang berharga, seperti perhiasan dan emas. Pada hari kedua yang disebut Choti Diwali, umat Hindu mempersiapkan diri untuk hari besar yang akan datang, termasuk membersihkan rumah dan mendekoasi dengan lampu.
Hari ketiga merupakan puncak dari perayaan Diwali, yaitu Lakshmi Puja, di mana umat memuja Dewi Laksmi dengan harapan agar rezeki dan kemakmuran datang. Ditandai dengan ritual sembahyang, rumah dihias dengan lampu dan bunga agar menciptakan suasana yang layak bagi sang dewi.
Hari keempat disebut sebagai Govardhan Puja, yang mengingatkan akan penyelamatan umat oleh Dewa Krisna dari kemarahan Dewa Indra. Pada hari ini, orang-orang juga merayakan dengan memberikan makanan kepada sesama.
Setelah itu, pada hari kelima yaitu Bhai Dooj, pria akan mengunjungi saudara perempuan mereka, di mana perempuan memberikan berkat untuk keberuntungan dan keselamatan bagi saudaranya. Tradisi mengunjungi dan berkumpulnya keluarga ini memperkuat ikatan antara anggota keluarga.
Kemeriahan Diwali juga diperkuat dengan kembang api yang dinyalakan pada malam perayaan, menambah suasana ceria dan penuh semangat dalam setiap rumah tangga.
Simbolisme dan Filosofi di Balik Diwali
Diwali bukan hanya sekadar festival cahaya, tetapi juga mengandung simbolisme mendalam yang menggambarkan banyak aspek tentang kehidupan. Kemenangan kebaikan atas kejahatan adalah pesan utama yang selalu diingat oleh para penganut. Dalam setiap cahaya yang dinyalakan, terdapat harapan untuk menghilangkan kegelapan, baik secara fisik maupun spiritual.
Cahaya, dalam konteks Diwali, berfungsi sebagai simbol pengetahuan, yang menjadikan festival ini sebagai waktu refleksi untuk menilai dan meningkatkan diri. Bagi banyak orang, Diwali menjadi ajang untuk membersihkan diri dari kesalahan masa lalu dan memulai lembaran baru dengan penuh semangat positif.
Lebih dari itu, Diwali juga menonjolkan pentingnya hubungan keluarga dan persaudaraan. Festival ini dipenuhi dengan tradisi berkumpulnya keluarga, saling memberi hadiah, dan berbagi kebahagiaan. Hal ini mengajak setiap orang untuk lebih peka dan menghargai hubungan dengan orang-orang terdekat, memperkuat ikatan yang ada di dalam keluarga dan komunitas.
Dengan segala makna dan tradisi yang melekat, Diwali tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga pelajaran tentang hidup dalam harmoni dan harapan untuk masa depan yang lebih cerah.