ROMA, TORONEWS.BLOG - Dua orang meninggal dunia di Italia akibat meningkatnya suhu di tengah gelombang panas yang hebat di seluruh Eropa.
Menurut laporan BBC, di Bologna seorang pria berusia 47 tahun meninggal setelah jatuh sakit di lokasi konstruksi. Sementara, seorang pria berusia 70 tahun dilaporkan tenggelam saat banjir bandang di sebuah resor wisata di sebelah barat Turin.
Di sisi lain, puluhan ribu orang telah dievakuasi karena kebakaran hutan di Turki bagian barat. Sementara itu, Menara Eiffel di Paris ditutup karena gelombang panas.
Sebagai informasi, beberapa wilayah di Spanyol dan Portugal mencatat suhu tertinggi pada bulan Juni dengan 46 derajat celcius. Data tersebut tercatat di El Granado di barat daya Spanyol.
Badan meteorologi Spanyol, Aemet, menyatakan, beberapa tempat di semenanjung Iberia mencapai suhu 43 derajat celcius, tetapi suhu mulai membaik. Suhu malam hari mencapai 28 derajat celcius di Seville dan 27 derajat celcius di Barcelona.
Di Prancis, banyak kota mengalami malam dan siang terpanas yang pernah tercatat pada bulan Juni, tetapi para peramal cuaca mengatakan gelombang panas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Selasa (1/7/2025).
Menteri Iklim Agnès Pannier-Runacher menyebutnya sebagai situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, wilayah Paris telah mengaktifkan peringatan merah, bersama dengan 15 wilayah Prancis lainnya," ungkap BBC, Selasa (1/7/2025).
Lebih lanjut, Kementerian Pendidikan mengatakan 1.350 sekolah umum akan ditutup sebagian atau seluruhnya pada hari Selasa.
Di Italia, wilayah Tuscany mengalami peningkatan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit sebesar 20 persen.
Warga Italia di 21 dari 27 kota telah mengalami peringatan suhu panas tertinggi dan 13 wilayah, termasuk Lombardy dan Emilia, telah disarankan untuk tidak keluar rumah selama periode terpanas dalam sehari.
Meskipun gelombang panas berpotensi menjadi masalah kesehatan, hal itu juga berdampak pada lingkungan.
Suhu yang lebih tinggi di Laut Adriatik mendorong munculnya spesies invasif seperti ikan singa beracun, sekaligus menyebabkan tekanan lebih lanjut pada gletser Alpen yang sudah menyusut pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Richard Allan, Profesor Ilmu Iklim di Universitas Reading di Inggris, menjelaskan meningkatnya kadar gas rumah kaca membuat planet ini semakin panas.