Studi Terbaru Ungkap 58 Persen Cat Indonesia Mengandung Timbal

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Studi Terbaru Ungkap 58 Persen Cat Indonesia Mengandung Timbal

Toronews.blog

Studi terbaru yang dipublikasikan oleh Bank Dunia menunjukkan banyaknya rumah tangga di Indonesia yang terpapar timbal melalui penggunaan cat.

Penelitian berjudul "Ancaman Beracun terhadap Sumber Daya Manusia Indonesia: Prevalensi dan Dampak Cat timbal di Rumah Indonesi" dilakukan pada November-Desember 2023 dengan mengambil sampel dari 5.506 rumah tangga di seluruh Indonesia.

Hasilya, dijumpai bahwa 57,9 persen rumah tangga menggunakan cat interior yang mengandung timbal.

Perlu diketahui, timbal merupakan zat berbahaya yang dapat menimbulkan masalah serius di kalangan masyarakat, terutama bagi anak-anak.

Distribusi geografis cat mengandung timbal

Wilayah dengan prevalensi cat interior mengandung timbal tertinggi adalah Maluku dan Papua, di mana 77 persen rumah tangga terpapar.

Selanjutnya, di Sumatera, proporsi rumah tangga yang menggunakan cat bertimbal mencapai 76 persen.

Di Kalimantan, 64 persen dari sampel yang diteliti positif mengandung timbal, sementara di Sulawesi, angkanya adalah 61 persen.

Selanjutnya di Jawa-Bali, sekitar 51 persen rumah tangga terpapar timbal. Adapun Nusa Tenggara tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi terendah yakni 46 persen.

Kesenjangan sosial ekonomi berkontribusi terhadap paparan timbal ini. Rumah tangga yang lebih miskin cenderung tinggal di rumah dengan kondisi cat yang buruk, yang meningkatkan risiko paparan.

Faktor ini sangat berbahaya, mengingat anak-anak merupakan kelompok paling rentan. Sekitar 10,2 juta anak, atau 46 persen dari anak berusia 5 tahun ke bawah, tinggal di rumah yang menggunakan cat mengandung timbal.

 

Dijumpai di berbagai merek cat populer

Studi tersebut juga menemukan bahwa 77 persen merek cat populer yang diperjualbelikan di Indonesia mengandung kadar timbal yang berbahaya.

Dalam analisis warna cat, cat warna putih dan krem memperlihatkan tingkat kontaminasi tinggi, dengan masing-masing 75 persen dan 80 persen sampel mengandung timbal.

Cat berwarna hijau juga menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan, yaitu 83 persen, sementara cat abu-abu dan biru mencapai 63 persen dan 90 persen masing-masing. Ini menunjukkan bahwa tidak ada warna cat yang terbukti bebas timbal secara konsisten di pasar.

Hingga saat ini, belum ada peraturan yang tegas dari pemerintah mengenai batasan kadar timbal dalam cat. Hal ini menimbulkan kebutuhan mendesak untuk standar yang lebih ketat guna melindungi masyarakat dari risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan timbal.

Risiko kesehatan dari paparan timbal

Paparan timbal dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang serius, termasuk risiko gangguan sistem saraf dan kesehatan mental sangat tinggi.

Pada pada anak-anak, paparan timbal dapat menyebabkan penurunan kecerdasan, gangguan perhatian, serta masalah perkembangan jangka panjang.

Penyakit seperti ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) dan risiko gangguan neurologis serius lainnya, termasuk Alzheimer dan Parkinson, dapat terjadi akibat paparan kronis.

Bagi orang dewasa, paparan timbal berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi, hipertensi, serta gangguan fungsi ginjal yang serius.

Selain itu, timbal dapat melewati penghalang plasenta, menempatkan janin dalam risiko tinggi terkena dampak negatif dari paparan selama kehamilan. Kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, serta dampak jangka panjang terhadap perkembangan anak adalah hasil yang mungkin akibat paparan ini.

Dari hasil penelitian ini terlihat jelas bahwa penggunaan cat yang mengandung timbal perlu segera diatasi dengan tindakan preventif dan regulasi ketat agar kesehatan masyarakat, terutama generasi muda, dapat terlindungi dari bahaya yang mengancam dari zat beracun ini.


Komentar