Profil Agung Laksono, Tokoh Pesaing Jusuf Kalla di Balik Kisruh Ketua Umum PMI

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Profil Agung Laksono, Tokoh Pesaing Jusuf Kalla di Balik Kisruh Ketua Umum PMI

Toronews.blog

Profil Agung Laksono tengah menjadi sorotan publik saat ia terlibat kisruh dengan Yusuf Kalla memperebutkan posisi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI). Konflik ini dipicu oleh pelaksanaan Musyawarah Nasional ke-22 PMI di Hotel Sahid, di mana Jusuf Kalla terpilih sebagai Ketua Umum secara aklamasi.

Agung tidak menerima hasil tersebut dan menyelenggarakan Musyawarah Nasional tandingan dengan mengklaim perolehan dukungan dari 240 anggota PMI. Agung juga mengklaim mendapatkan dukungan untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PMI 2024-2029. yang otomatis akan menjegal sesama politisi Partai Golkar, Jusuf Kalla sebagai Ketum PMI terpilih dari aklamasi di Munas ke-22.

Adapun JK menuding Munas tandingan Agung sebagai tindakan ilegal. Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 itu melaporkan Agung ke polisi. Meskipun dituduh demikian, Agung menyatakan bahwa kisruhnya bukanlah masalah kriminal, melainkan masalah organisasional.

Profil Agung Laksono

Agung Laksono lahir di Semarang pada 23 Maret 1949. Ia menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 4 Medan sebelum melanjukan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), di mana minatnya terhadap organisasi mulai tumbuh.

Selama kuliah, Agung aktif dalam berbagai organisasi, yang mempersiapkannya untuk terjun ke dunia politik. Selain pendidikan formal, ia juga mengikuti Eisenhower Programme di Amerika Serikat, yang memberinya perspektif global dan memperluas wawasannya.

Agung memulai karier politiknya pada masa Orde Baru dengan bergabung di Partai Golkar. Sejak tahun 1987 hingga 2009, ia terpilih menjadi anggota DPR RI. Pada tahun 2004, ia diangkat sebagai Ketua DPR, di mana ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berkomitmen memperkuat peran legislatif.

Setelah masa jabatannya di DPR, Agung dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004.

Dalam kapasitas ini, ia memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan program-program kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, dan penanggulangan bencana.

Pengalaman Agung sebagai Menko Kesra ditandai dengan pelaksanaan berbagai inisiatif strategis yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2012, Agung menjabat sebagai Plt Menteri Pemuda dan Olahraga dan kemudian sebagai Plt Menteri Agama pada tahun 2014, menggantikan Suryadharma Ali yang terlibat dalam kasus korupsi.

 

Sebelumnya, pada masa pemerintahan Joko Widodo, ia juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada periode 2019-2024.

Tempatnya dalam struktur pemerintahan semakin diperkuat saat ia menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada periode 2019-2024.

Di luar jabatan-jabatan tersebut, Agung juga pernah menjabat di berbagai organisasi, termasuk sebagai Ketua Umum Kosgoro 1957, pilar penting Partai Golkar.

Kontroversi dan Konflik

Dalam perjalanan kariernya, Agung Laksono tidak lepas dari kontroversi. Salah satu yang terbaru adalah perseteruannya dengan Jusuf Kalla terkait pemilihan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).

Konflik ini bermula setelah Agung menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) tandingan karena merasa tidak terima dengan hasil Munas ke-22 PMI yang mengukuhkan Jusuf Kalla sebagai ketua umumnya secara aklamasi.

Agung mengklaim telah memenuhi syarat untuk mencalonkan diri, sedangkan Jusuf Kalla menuduhnya mendirikan PMI tandingan yang dianggap ilegal.

Perseteruan yang muncul menunjukkan adanya dualisme kepemimpinan di organisasi kemanusiaan tersebut. Jusuf Kalla melaporkan Agung ke polisi, menuduh tindakan Agung melanggar AD/ART PMI dan dianggap merugikan nilai-nilai kemanusiaan.

Agung, di sisi lain, menyatakan bahwa Munas yang ia selenggarakan telah mendapatkan dukungan lebih dari 20% suara anggota, sehingga merasa berhak untuk menjalankan proses tersebut.

Kontroversi ini tidak hanya mempengaruhi citra Agung tetapi juga memicu perdebatan di kalangan masyarakat mengenai etika politik dan kepemimpinan dalam organisasi kemanusiaan.

Meski menghadapi kritikan yang tajam, Agung tetap berkomitmen untuk memperjuangkan apa yang diyakininya sebagai kebenaran dan meminta pemerintah untuk menghormati proses hukum yang ada.

Melalui perjalanan karier yang panjang, Agung Laksono tetap menjadi figur sentral dalam dunia politik Indonesia meski sering terlibat dalam dinamika kontroversial yang menambah kompleksitas perpolitikan di tanah air.

 


Komentar