Pramono Anung Ungkap Transparansi Dana Kampanye di Pilgub DKI Jakarta

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Pramono Anung Ungkap Transparansi Dana Kampanye di Pilgub DKI Jakarta

Toronews.blog

Dalam konteks pemilihan gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menunjukkan transparansi yang tinggi terkait dana kampanye yang telah dikeluarkannya. Dalam sebuah bincang-bincang yang disiarkan secara langsung dalam program Mata Najwa - Meja Bundar Pilkada Jakarta, ia tidak ragu untuk mengungkapkan angka yang telah dikeluarkan, yakni mencapai Rp32 miliar. Hal ini mencerminkan komitmen Pramono untuk memberikan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik mengenai pengelolaan dana kampanyenya.

"Saya sampai per hari ini di luar saksi sudah Rp32 M," ucap Pramono.

Pendekatan manajemen dana kampanye yang diterapkan oleh Pramono juga patut dicatat. Sebagai calon gubernur dari partai yang lebih kecil, ia mengelola seluruh aktivitas keuangan dengan langsung. Pramono menyatakan bahwa dengan ukuran partai yang terbatas, dia memiliki kontrol yang lebih praktis dan akurat terhadap setiap transaksi yang terjadi dalam kampanyenya. Hal ini memungkinkan Pramono untuk mengetahui secara detail semua pengeluaran yang dilakukan, sehingga meningkatkan transparansi yang menjadi salah satu pilar kampanyenya.

"Kalau saya partainya terbatas semuanya saya kelola langsung, praktis semua aktivitas untuk keuangan ini saya tahu detailnya," imbuhnya.

“Jadi hal yang paling utama adalah alat peraga, alat peraga yang paling banyak, dan seperti aktivitas yang dilakukan seperti Kang Emil sebenarnya ada juga, tapi tidak terlalu banyak. Yang banyak memang untuk alat peraga, baliho, spanduk,” tambah Pramono.

Dana Kampanye Ridwan Kamil

Di sisi lain, Ridwan Kamil memilih pendekatan yang berbeda dalam mengelola dan mengungkapkan dana kampanyenya. Meskipun sebagai salah satu calon gubernur yang memiliki dukungan koalisi besar, Ridwan terlihat lebih fokus pada aktivitas kampanye langsung. Ia mengakui bahwa dia tidak mengurus detail mengenai dana kampanye, melainkan lebih berkonsentrasi pada interaksi langsung dengan masyarakat melalui blusukan, pidato publik, dan aktivitas lainnya yang bersifat langsung.

“Saya fokus hanya ngurusin kampanye, ketika ada yang butuh diselesaikan oleh timses fokus saja jadi pengantin, blusukan, pidato, yel-yel, menerangkan. Kan masih berlangsung, bahasanya puluh-puluh,” ucap Ridwan Kamil.

Praktik sumbangan yang tidak terlapor juga menjadi catatan penting dalam pendekatan Ridwan Kamil. Ia mengakui bahwa beberapa pendukung mungkin memberikan sumbangan tanpa melaporkannya secara resmi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam hal transparansi dan akuntabilitas, mengingat sumbangan yang diterima dapat mempengaruhi total dana kampanye yang seharusnya dilaporkan. Meskipun demikian, Ridwan Kamil tetap berupaya menjaga komunikasi dengan publik dan berfokus pada popularitas serta dukungan masyarakat.

"Jadi kadang ada orang sudah nyumbang, gak lapor, 'Pak saya sudah sumbang ya'. Oh ya makasih, terus dia masang sendiri, gimana itu ngitungnya, ada inisiatif-inisiatif," ujar dia.

Prioritas Pengeluaran dalam Kampanye

Salah satu hal yang disoroti dalam pengeluaran dana kampanye Pramono Anung adalah fokus utamanya pada alat peraga kampanye. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar dana kampanye digunakan untuk alat peraga seperti baliho dan spanduk yang berfungsi untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat. Dalam penjelasannya, Pramono menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga adalah salah satu strategi penting untuk menjangkau pemilih dan membangun kesadaran publik tentang pencalonannya.

 

“Jadi hal yang paling utama adalah alat peraga, alat peraga yang paling banyak, dan seperti aktivitas yang dilakukan seperti Kang Emil sebenarnya ada juga, tapi tidak terlalu banyak. Yang banyak memang untuk alat peraga, baliho, spanduk,” ujar Pramono.

Di sisi lain, Ridwan Kamil lebih menekankan pada aktivitas kampanye langsung yang bersifat interaktif, walaupun tidak banyak mengalokasikan dana untuk alat peraga. Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam prioritas pengeluaran antara kedua calon gubernur. Pramono memilih untuk investasi lebih banyak pada alat peraga yang dapat memberikan visibilitas tinggi dalam kampanyenya, sedangkan Ridwan mengedepankan keaktifan dan keterlibatan langsung dengan masyarakat.

Perbedaan Strategi antara Keduanya

Perbedaan dalam pengelolaan dana kampanye dapat dilihat dari ukuran partai yang mendukung masing-masing calon. Pramono Anung, dengan partai yang lebih kecil, dapat mengelola dana secara langsung dan melihat semua transaksi keuangan dengan jelas. Ini memberikan keuntungan dalam hal transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi. Sebaliknya, Ridwan Kamil, yang didukung oleh koalisi besar, harus menghadapi tantangan dalam hal kontrol dan pengelolaan detail kebutuhan dana kampanye, sehingga dapat mengakibatkan adanya ketidakjelasan dalam laporan dana kampanye.


Komentar