Toronews.blog
Sebuah keputusan besar diambil Pemerintah Indonesia. Melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, penjualan iPhone 16—produk terbaru dari raksasa teknologi dunia, Apple—ditangguhkan.
Keputusan ini tidak diambil dalam ruang hampa. Ia merefleksikan semangat mengejar kemandirian ekonomi dan pembangunan industri dalam negeri. Dalam Astacita, Presiden Prabowo menekankan pentingnya memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui berbagai sektor strategis, seperti swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Apple, perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, memiliki posisi yang sangat kuat di Indonesia. Tahun lalu, 2,61 juta unit iPhone terjual di Tanah Air, menjadikannya pasar terbesar di Asia Tenggara, mengungguli Vietnam yang hanya mencatat penjualan 1,43 juta unit.
Meski Indonesia adalah pasar besar bagi Apple, namun mereka belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Investasi mereka yang dijanjikan sebesar USD 10 juta untuk membangun pabrik aksesoris di Bandung, hingga kini belum terealisasi sepenuhnya. Bahkan dengan tawaran baru sebesar USD 100 juta untuk dua tahun ke depan, pemerintah merasa angka tersebut belum cukup mencerminkan keadilan dan komitmen jangka panjang.
Membaca Langkah Strategis Pemerintah
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa keputusan ini didasarkan pada perhitungan yang lebih dari sekadar urusan matematis ekonomi, namun juga membangun ekosistem bisnis yang berkeadilan. Pemerintah ingin Apple tidak sekadar menjadikan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga mitra strategis dalam rantai nilai global (global value chain).
"Berkeadilan adalah kita melihat berapa besar produsen-produsen lain di luar Apple yang sudah menginvestasikan dan membangun pabrik-pabrik di Indonesia," tutur Agus Gumiwang saat mengisi acara Industrial Festival, di kawasan Embong Kaliasin, Surabaya pada Rabu, 4 Desember 2024.
Lebih jauh, pemerintah juga menuntut Apple memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen untuk produk yang dijual secara resmi di pasar Indonesia. Sebagai perbandingan, produsen seperti Samsung dan Xiaomi telah berinvestasi lebih besar, masing-masing sebesar Rp 8 triliun dan Rp 5,5 triliun.
"Apple sampai hari ini baru menginvestasikan Rp 1,4 triliun. Samsung Rp 8 triliun, Xiaomi Rp 5 triliun," katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko Cahyanto, menggarisbawahi bahwa langkah ini bertujuan untuk memastikan investasi yang masuk mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian domestik."Investasi itu bukan hanya sekadar modal masuk, tetapi harus menciptakan aktivitas ekonomi baru, membuka lapangan kerja, dan memberikan multiplier effect ke berbagai sektor," ujarnya dalam Industrial Festival di Surabaya, 4 Desember 2024.
Menurut Eko, hingga saat ini Apple belum memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sebuah regulasi yang menuntut aktivitas produksi berlangsung di dalam negeri. Hal ini menjadi syarat utama bagi semua produk elektronik yang hendak beredar di jaringan distribusi resmi di Indonesia.
"Kementerian Perindustrian mengatur semua produk handphone dan tablet yang masuk ke jaringan pemerintah agar memiliki nilai TKDN," tegasnya.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa meskipun Apple telah berkontribusi melalui pendirian beberapa Apple Academy di Indonesia—seperti di Jakarta, Surabaya, dan Batam, dengan tambahan rencana di Bali—ini belum cukup untuk memenuhi ekspektasi pemerintah."Apple memang telah membangun Apple Academy sejak 2017, namun mereka belum memiliki pabrik untuk memproduksi perangkat di Indonesia," ungkapnya.
Namun, langkah ini tentu tidak sederhana. Apple adalah simbol teknologi global, dan produknya memegang daya tarik tersendiri bagi konsumen. Tawaran investasi USD 100 juta yang diajukan Apple baru-baru ini memperlihatkan intensi mereka untuk tetap hadir di pasar Indonesia. Meski angka ini meningkat 10 kali lipat dari rencana awal, pemerintah menilai masih ada ketimpangan dibanding kontribusi yang sudah diberikan produsen lain.
Potensi Pasar Domestik dan Teknologi
Indonesia adalah salah satu pasar teknologi terbesar di dunia, dengan jumlah perangkat aktif mencapai 354 juta unit pada 2023—melebihi jumlah populasi penduduknya. Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi masif teknologi baru di kalangan masyarakat, mulai dari e-commerce hingga fintech.
Namun, meskipun menjadi pasar potensial, kontribusi Apple terhadap pengembangan ekosistem teknologi lokal masih jauh dibandingkan produsen seperti Samsung atau Xiaomi. Hal ini menimbulkan pertanyaan strategis: apakah Indonesia akan terus menjadi pasar pasif bagi perusahaan global, atau mulai menegosiasikan posisi lebih adil untuk menciptakan nilai tambah?
Astacita dan Kedaulatan Ekonomi
Keputusan untuk menahan penjualan iPhone 16 tidak hanya soal investasi semata, tetapi juga terkait visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam Astacita. Konsep ini menekankan pentingnya kemandirian ekonomi, pembangunan industri nasional, dan pemberdayaan tenaga kerja dalam negeri.
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan pasar yang terus berkembang, Indonesia berada pada posisi unik untuk memanfaatkan potensi pasar domestiknya. Langkah seperti mengatur TKDN atau meminta pembangunan pabrik lokal bukan sekadar proteksionisme, melainkan strategi untuk menciptakan ekosistem industri yang mandiri.
Preseden ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh negara berkembang. India, misalnya, berhasil memaksa Apple membuka pabrik perakitan di negara tersebut melalui kebijakan proteksionis yang ketat. Langkah ini memungkinkan India mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari rantai pasok global.
Tantangan Lobi dan Masa Depan
Apple, tentu saja, tidak tinggal diam. Dengan lobi intensif dan tawaran investasi yang terus meningkat, perusahaan berupaya menemukan jalan tengah dengan pemerintah. Mereka juga menunjukkan komitmen melalui pembangunan Apple Academy di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Bali—meskipun ini belum memenuhi harapan untuk aktivitas produksi langsung.
Langkah tegas ini adalah bagian dari strategi jangka panjang yang penuh risiko, namun juga menawarkan peluang besar. Dalam jangka pendek, konsumen Indonesia mungkin merasa kehilangan akses terhadap produk terbaru Apple. Tetapi di sisi lain, keputusan ini menciptakan tekanan kepada perusahaan global untuk memandang Indonesia lebih dari sekadar pasar.
Solusi Menciptakan Ekosistem Baru
Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengelola risiko dari kebijakan ini. Misalnya, penguatan pengawasan peredaran produk black market (BM) melalui registrasi IMEI yang lebih ketat. Di sisi lain, pemerintah juga memberikan insentif bagi produsen lokal untuk meningkatkan daya saing mereka.
Selain itu, pengembangan kolaborasi riset dan inovasi dengan produsen global menjadi salah satu fokus pemerintah. Kemenperin berharap Apple dapat mengembangkan pusat penelitian terkait teknologi seperti artificial intelligence (AI) yang berbasis di Indonesia, sebagai bagian dari transfer teknologi jangka panjang.
Astacita Prabowo, dengan segala tantangannya, adalah upaya untuk mengubah arah sejarah ekonomi Indonesia. Melalui keputusan strategis seperti larangan penjualan iPhone 16, pemerintah menunjukkan bahwa kedaulatan ekonomi bukan hanya slogan, tetapi kebijakan nyata.
Di tengah gelombang kritik dan tekanan, langkah ini memberikan pesan tegas: Indonesia tidak sekadar menjadi konsumen, tetapi juga ingin menjadi produsen. Jalan ini mungkin berliku, tetapi jika berhasil, ia akan menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih kuat dalam percaturan ekonomi global.