Kepemimpinan politik India tidak mengizinkan serangan terhadap pangkalan militer Pakistan pada awal permusuhan antara kedua negara pada bulan Mei, yang memungkinkan Islamabad menembak jatuh jet tempurnya, menurut seorang pejabat militer.
"Saya setuju bahwa kita memang kehilangan beberapa pesawat. Itu terjadi hanya karena kendala yang diberikan oleh pimpinan politik untuk tidak menyerang lembaga militer atau pertahanan udara mereka," kata atase militer India untuk Indonesia, Shiv Kumar, dalam sebuah seminar tentang konflik India-Pakistan di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma di Jakarta pada 10 Juni.
Bentrokan terburuk antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir dalam setengah abad meletus pada 7 Mei, dengan kedua belah pihak saling serang lewat udara, serangan pesawat nirawak dan rudal, serta tembakan artileri dan senjata ringan di sepanjang perbatasan bersama mereka. Bentrokan ini dipicu oleh serangan di Kashmir yang dikuasai India pada 22 April yang menewaskan 26 warga sipil dalam apa yang disebut India sebagai aksi terorisme yang diatur oleh Pakistan. Islamabad membantah terlibat.
Komentar Kumar merupakan penjelasan paling langsung sejauh ini dari seorang pejabat India tentang mengapa negara itu kehilangan jet tempur selama konflik dengan Pakistan. Pernyataan dari seorang pejabat militer bahwa arahan politik di awal konflik dapat menjadi penyebab jatuhnya pesawat-pesawat itu dapat membuat oposisi India semakin berani, yang sedang menyelidiki pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi atas permusuhan tersebut.
Kementerian Pertahanan India dan Kementerian Luar Negeri tidak menanggapi email yang meminta komentar yang dikirim setelah jam kantor.
Kedutaan Besar India di Indonesia mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa komentar Kumar di seminar tersebut "dikutip di luar konteks" dan bahwa ia ingin menyampaikan bahwa "Angkatan Bersenjata India bertugas di bawah kepemimpinan politik sipil."
Dalam wawancara bulan lalu, Anil Chauhan, kepala staf pertahanan angkatan bersenjata, telah menerima bahwa India kehilangan sejumlah pesawat tempur yang tidak disebutkan jumlahnya, tetapi menyalahkan jatuhnya jet tersebut pada kesalahan taktis yang telah diperbaiki.
New Delhi mengubah kebijakannya setelah kerugian awal, dengan "menghancurkan" pertahanan udara Pakistan yang memungkinkan India untuk menyerang beberapa instalasi militer, termasuk pangkalan udara utama, kata Kumar. India mengklaim telah menyerang 11 pangkalan udara Pakistan bersamaan dengan penghancuran instalasi pertahanan udara.
Kumar mengatakan Islamabad menyerah setelah serangan India melumpuhkan beberapa instalasi militer utamanya, yang menyebabkan New Delhi menyimpulkan bahwa “Pakistan tidak akan pernah menggunakan senjata nuklirnya terhadap India.”