TEHERAN, TORONEWS.BLOG - Iran mendesak PBB untuk meminta pertanggungjawaban Israel dan Amerika Serikat (AS) atas serangan selama 12 hari. Israel bersama AS terlibat dalam serangan sejak 13 hingga 24 Juni dengan dalih melucuti program senjata nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, dalam surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mendeklarasikan bahwa Israel dan AS sebagai pemrakarsa agresi. Dia menuntut kedua negara itu memberikan ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan selama perang.
"Kami secara resmi meminta Dewan Keamanan untuk mengakui rezim Israel dan Amerika Serikat sebagai pemrakarsa tindakan agresi dan mengakui tanggung jawab mereka selanjutnya, termasuk membayar kompensasi dan ganti rugi," kata Araghchi, dalam pernyataan di akun Telegram resmi, seperti dikutip dari Sputnik, Senin (30/6/2025).
Araghchi juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk meminta pertanggungjawaban pihak-pihak lain yang bertanggung jawab atas agresi serta mencegah terulangnya kejahatan tersebut.
Israel melancarkan Operasi Rising Lion terhadap Iran pada 13 hingga 24 Juni, berakhir melalui gencatan senjata. Serangan menargetkan para perwira, ilmuwan nuklir, serta fasilitas nuklir dan militer. Meski demkian sebagian besar dar korban tewas serangan tersebut adalah penduduk sipil.
Dari total 630 lebih korban tewas, hanya 56 personel militer dan sisanya kalangan sipil.
Iran menolak tuduhan sedang membuat senjata nuklir dan pengakuan itu dibenarkan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Oleh karena itu, Iran menganggap serangan Israel dan AS tidak berdasar.