Toronews.blog
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur telah mengumumkan kemenangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dalam pemilihan gubernur (Pilgub) yang berlangsung pada 9 Desember 2024. Pasangan ini meraih 12.192.165 suara, yang setara dengan 58,81 persen dari total suara yang sah. Kemenangan ini mengukuhkan posisi mereka di 36 dari total 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Pasangan pesaing, Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), hanya berhasil mengumpulkan 6.743.095 suara atau 32,52 persen, unggul di dua kota, yaitu Mojokerto dan Surabaya. Sementara itu, pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim hanya meraih 1.797.332 suara, yang berarti 8,67 persen dari total suara.
Analisis pengamat politik
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Aribowo, menekankan bahwa kemenangan Khofifah adalah hasil kerja keras dan popularitas dirinya, tidak semata-mata karena dukungan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan presiden Joko Widodo. Aribowo menilai bahwa endorsement dari kedua tokoh tersebut tidak signifikan dalam meningkatkan elektabilitas Khofifah.
Dari analisisnya, Aribowo menyatakan bahwa Khofifah memiliki kekuatan sebagai calon gubernur tanpa tergantung pada dukungan KIM atau Jokowi. Ia mencatat bahwa presiden tidak terlibat langsung dalam kampanye di Jawa Timur, yang menegaskan pandangannya bahwa kemenangan tersebut adalah prestasi individu Khofifah.
Tren suara selama pemilihan
Selama periode pemilihan, tren suara untuk Khofifah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Aribowo mencatat bahwa meskipun suara dari pesaing utamanya, Tri Rismaharini, juga mengalami kenaikan, mereka tetap kesulitan untuk mengejar ketertinggalan. Keberadaan Luluk Nur Hamidah juga dianggap menguntungkan bagi Khofifah, karena membuat pembagian suara di antara para pemilih menjadi lebih tidak merata.
Aribowo menambahkan bahwa jika tidak ada Luluk, maka Risma mungkin memiliki potensi untuk bersaing lebih ketat dengan Khofifah. Namun, dengan adanya tiga pasangan calon, peluang untuk Khofifah untuk meraih suara lebih banyak malah semakin besar.
Dasar dukungan Khofifah
Dukungan kuat untuk Khofifah berasal dari basis suara Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan komunitas penting di Jawa Timur. Aribowo mengungkapkan bahwa pemilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) cenderung kembali kepada Khofifah saat pemilihan gubernur, berbeda dengan pemilihan legislatif dimana suara mereka lebih mengarah ke partai.
Menurutnya, akar dukungan yang kuat dari NU di wilayah ini berkontribusi signifikan terhadap kemenangan Khofifah, karena banyak pemilih yang merasa terikat dengan figur yang keluar dari komunitas tersebut.
Dari semua analisa yang dilakukan, jelas bahwa eksekusi kampanye oleh Khofifah dan dukungan dari komunitas lokal menjadi faktor penentu dalam kemenangannya di Pilgub Jatim kali ini.