Jokowi Sebut Partai Perorangan Setelah Dipecat dari PDIP, Apa Itu Partai Perorangan?

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Jokowi Sebut Partai Perorangan Setelah Dipecat dari PDIP, Apa Itu Partai Perorangan?

Toronews.blog

Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungannya terhadap konsep 'partai perorangan' setelah dipecat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pernyataan tersebut merespon ucapan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Ya berarti partainya perorangan," ujar Joko Widodo pada Kamis (5/12/2024) di sebuah rumah makan di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Ayah dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ini enggan menerangkan lebih jauh apa maksud dari pernyataannya. Ia juga tidak menjawab pertanyaan mengenai keanggotaannya di PDIP, termasuk tawaran bergabung Partai Golkar.

Pernyataan ini mencerminkan hasratnya untuk tetap berpolitik meskipun telah terputus dari partai yang membesarkannya.

Para pengamat politik mencatat bahwa pernyataan ini bisa ditafsirkan sebagai ekspresi ketidakpuasan Jokowi terhadap dukungan politik PDIP, terutama terkait pilihannya dalam pemilihan umum (pemilu).

Beberapa analis berpendapat bahwa ungkapan 'partai perorangan' juga menunjukkan bahwa Jokowi merasa lebih besar dari partai politik. Hal tersebut menunjukkan keinginan untuk bergerak secara independen.

Rencana politik Jokowi, yang menyertakan dukungannya kepada putra dan menantunya dalam pemilu, semakin memperkuat pandangan bahwa ia tidak ingin terikat dengan satu partai saja.

Dampak Perpecahan Jokowi dan PDIP

Setelah pernyataan Jokowi, PDIP merespons dengan tegas. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa Jokowi dan keluarganya bukan lagi bagian dari partai tersebut.

Hasto menilai tindakan Jokowi yang mendukung calon diluar PDIP menunjukkan perbedaan prinsip yang signifikan antara Jokowi dan partai.Dengan keluarnya Jokowi dari PDIP, muncul pertanyaan mengenai langkah politik selanjutnya. Jokowi terlihat menjalin hubungan lebih dekat dengan Prabowo Subianto, yang berpotensi menandai langkah baru dalam karier politiknya.

Beberapa pengamat meyakini bahwa Jokowi sedang mengusahakan sinergi politik baru untuk mendukung agenda politik keluarganya dan menjalin aliansi dengan partai-partai lain.

"Beliau dalam tanda petik ingin mengembangkan partai atas nama pikiran dan ideologi ataupun nilai yang dimiliki oleh dirinya. Jadi, partai perseorangan ini memang partai-partai yang sejalan dengan visi beliau," ujar Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, dikutip dari CNNIndonesia.

Pasca dipecat dari PDIP, Jokowi berpotensi membentuk wadah baru untuk meneruskan cita-cita politiknya. 

Beberapa analis memperkirakan bahwa ia dapat mendirikan partai baru yang tidak hanya mengakomodasi visi politiknya tetapi juga mendukung calon-calon yang sejalan, termasuk putra dan menantunya.

Kemampuannya dalam menjalin komunikasi dengan pemimpin partai lain dan membangun dukungan menjelang pemilu mendatang akan menjadi faktor kunci.

Arah dukungan politiknya yang sebelumnya tercatat, seperti mendukung calon di luar PDIP, menunjukkan bahwa Jokowi memiliki strategi untuk memperkuat pengaruh politiknya di level lokal dan nasional.

Pandangan Pengamat terhadap Situasi Ini

Para pengamat politik berpendapat bahwa situasi ini menciptakan tantangan dan peluang bagi Jokowi dan juga PDIP.

Beberapa politikus menyatakan bahwa keberlanjutan karier politik Jokowi tetap kuat meski tanpa partai formal. Sementara yang lain mengingatkan bahwa panasnya persaingan politik bisa berdampak negatif bagi PDIP.

Di sisi lain, ada analisis tentang kemungkinan munculnya partai baru yang menampung aspirasi Jokowi. Ini bisa menjadi langkah strategis untuk menarik dukungan dari basis pemilih yang mungkin merasa terabaikan oleh PDIP.


Komentar