TEL AVIV, TORONEWS.BLOG – Serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 ternyata merupakan hasil dari rencana matang yang telah disiapkan selama berbulan-bulan.
Surat kabar AS The Wall Street Journal (WSJ) mengungkap, keputusan akhir untuk melancarkan serangan tersebut dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan penasihat militernya 4 hari sebelum pelaksanaan, tepatnya pada 9 Juni.
Rencana awal serangan itu dikabarkan bertujuan untuk membunuh sejumlah ilmuwan nuklir Iran. Namun, karena kompleksitas dan tingkat risiko operasi, Israel mengubah pendekatan dan memberi nama operasi ini dengan sandi "Narnia".
Target yang disasar bukan hanya ilmuwan, tetapi juga perwira militer, fasilitas nuklir, serta titik-titik peluncuran rudal.
Persiapan militer secara rinci sudah dimulai sejak November 2024, ketika Israel mengumpulkan sekitar 120 agen intelijen dan personel Angkatan Udara. Dalam pertemuan itu, mereka menyusun daftar 250 target strategis di Iran yang dianggap krusial untuk melumpuhkan kekuatan militer dan program nuklir Teheran.
Tak hanya itu, badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, dilaporkan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyelundupkan pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah Iran. Beberapa drone tersebut bahkan baru menjalani uji coba pada malam sebelum serangan dilancarkan.
Menariknya, setelah Netanyahu membuat keputusan akhir pada 9 Juni, Kantor Perdana Menteri justru mengumumkan bahwa ia akan mengambil cuti untuk menghadiri pernikahan putra sulungnya dan berlibur akhir pekan.
Hal ini menuai perhatian karena dilakukan hanya beberapa hari sebelum dimulainya konflik besar.
Sumber dari Israel juga mengungkap, dalam proses pengambilan keputusan, sempat terjadi ketidaksepakatan antara Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Meski demikian, Israel tetap melanjutkan serangan secara sepihak ke wilayah Iran.