Toronews.blog
Republik Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya dalam meningkatkan aksi iklim selama konferensi perubahan iklim PBB, COP29, yang berlangsung di Baku, Azerbaijan.
Utusan Khusus Presiden pada COP29, Hashim S. Djojohadikusumo, dalam pernyataannya mewakili Presiden menekankan pentingnya melanjutkan semua komitmen yang telah disepakati oleh pemerintahan sebelumnya, yakni Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan aksi nyata terhadap perubahan iklim.
"Saya mewakili Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesannya. Presiden berkomitmen untuk meningkatkan aksi iklim Indonesia dan melanjutkan kebijakan yang ditetapkan oleh presiden sebelumnya," terang Hashim saat menyampaikan pesan nasional di depan kepala negara di konferensi perubahan iklim PBB/Conference of the Parties (COP 29) di Baku Azerbaijan, Selasa (12/11/2024), dikutip dari Antaranews.
Hashim menyampaikan bahwa Presiden Prabowo memiliki visi untuk pertumbuhan ekonomi yang mencapai delapan persen per tahun, sekaligus memastikan bahwa pembangunan dilakukan secara ramah lingkungan, berketahanan, dan inklusif bagi seluruh rakyat. Visi ini mencerminkan misi besar Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan secara bertahap menuju net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Visi ini menentukan misi kami untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat dan menghindari satu miliar ton emisi karbon dioksida," tutur dia.
Rencana Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim dapat digambarkan sebagai ambisius. Salah satu target utama adalah mengurangi emisi gas rumah kaca, serta meminimalkan satu miliar ton emisi karbon dioksida. Untuk mencapai ini, Indonesia beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke penggunaan energi terbarukan dengan menambah 75 persen kapasitas pembangkit listrik.
Dalam konteks ini, Indonesia juga akan membangun infrastruktur energi baru dengan memfasilitasi jalur transmisi cerdas sepanjang 70.000 kilometer. Langkah ini bertujuan untuk mendukung distribusi energi ke seluruh pulau-pulau utama. Pembangunan jaringan pintar ramah lingkungan menjadi fokus utama, di mana Indonesia akan menambah 42 gigawatt dari sumber energi angin dan surya, sehingga total kapasitas energi meningkat menjadi 75 gigawatt.
Untuk merealisasikan rencana aksi iklim tersebut, Indonesia memerlukan dukungan investasi besar-besaran sebesar 235 miliar dolar. Hashim menyatakan bahwa kerangka kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau yang komprehensif tengah diselesaikan, tetapi untuk mencapai target, diperlukan kolaborasi internasional yang erat.
"Upaya kami memerlukan tiga faktor pendukung, yaitu kerangka kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau komprehensif yang sedang kami selesaikan, investasi besar-besaran sebesar 235 miliar dolar, dan kolaborasi internasional," ujar Hashim.
Melalui kerjasama global, Indonesia berharap dapat mengoptimalkan teknologi dan sumber daya keuangan yang dibutuhkan. Hashim menekankan pentingnya membangun persatuan untuk memerangi pemanasan global dan memastikan bahwa hak asasi manusia untuk hidup dalam lingkungan yang sehat dapat terjamin.
Langkah-langkah pemulihan hutan menjadi salah satu fokus penting dalam komitmen Indonesia. Pemerintah bertekad untuk menanam kembali lebih dari 12 juta hektar hutan yang rusak parah dan merevitalisasi lahan terdegradasi. Usaha ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan produksi pangan, tetapi juga melindungi ekosistem laut yang menjadi bagian integral dari kesejahteraan ekonomi biru.
Pemberdayaan masyarakat lokal juga menjadi bagian dari kebijakan yang dijalankan, agar dapat menciptakan ketahanan iklim yang lebih baik serta menyediakan pekerjaan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, semua inisiatif dan kerjasama yang dijalin bertujuan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, seimbang antara pertumbuhan ekonomi, lingkungan hidup, dan keberlanjutan sosial.
Dengan komitmen yang jelas dan rencana aksi yang ambisius, Indonesia menunjukkan niatnya untuk mengambil peran penting dalam mengatasi masalah perubahan iklim global dan menjadi salah satu negara yang bersungguh-sungguh berkontribusi dalam COP29 dan konferensi konferensi iklim di masa depan.