Indonesia Dapat Pendanaan Hijau Rp20,18 Triliun untuk Energi Bersih dari COP 29

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Indonesia Dapat Pendanaan Hijau Rp20,18 Triliun untuk Energi Bersih dari COP 29

Toronews.blog

Indonesia telah berhasil memperoleh pendanaan hijau sebesar €1,2 miliar atau sekitar Rp20,18 triliun dalam KTT iklim PBB, COP29, yang berlangsung di Baku, Azerbaijan. Pendanaan ini berasal dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) Jerman dan diarahkan untuk pengembangan energi bersih serta infrastruktur yang menyokong energi hijau.

Kesepakatan ini mencerminkan komitmen internasional dalam menghadapi krisis iklim, memfasilitasi transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan.

Tujuan dan target pendanaan untuk energi bersih

Pendanaan hijau yang diterima Indonesia akan digunakan untuk pengembangan beberapa proyek penting, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage. Selain itu, dana ini juga akan mendukung pengembangan sistem transmisi yang menghubungkan pembangkit energi terbarukan.

Komitmen pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi dijelaskan oleh Utusan Khusus Presiden RI, Hashim Djojohadikusumo, yang menegaskan pentingnya langkah ini dalam mencapai target net zero emissions.

Indonesia mencanangkan target pertumbuhan ekonomi minimal 8% per tahun dan penambahan kapasitas energi terbarukan yang signifikan dalam 15 tahun ke depan.

Dalam rencana tersebut, kapasitas pembangkit energi terbarukan akan bertambah 75% dari total kapasitas listrik yang direncanakan sebesar 100 gigawatt (GW). Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri Indonesia serta berkontribusi pada penyediaan energi yang berkelanjutan.

Kolaborasi internasional dalam energi hijau

Kerja sama antara Indonesia dan Jerman dalam konteks pendanaan hijau merupakan langkah strategis dalam akselerasi transisi energi. PLN sebagai pusat transisi energi di Indonesia berkomitmen untuk menggandeng KfW dalam proyek-proyek energi bersih.

Pendanaan ini tidak hanya berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim tetapi juga sebagai pendorong kolaborasi internasional yang lebih kuat di sektor energi, memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara dalam menyongsong masa depan yang lebih hijau.

 
 

Komentar