SUKABUMI, TORONEWS.BLOG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan bantuan sebesar Rp100 juta dari kantong pribadinya kepada keluarga korban perusakan vila di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Aksi intoleransi tersebut terjadi saat sekelompok pelajar Kristen tengah menggelar retret.
"Kerusakan akibat ulah warga yang dilakukan secara beramai-ramai saya tanggung sendiri. Saya sudah berkirim uang Rp100 juta kepada keluarga Pak Yongki untuk segera dilakukan perbaikan," kata Dedi usai meninjau langsung lokasi kejadian, Senin (30/6/2025).
Rumah yang menjadi sasaran perusakan diketahui dihuni oleh Yongki bersama keluarganya sebanyak sembilan orang. Dalam video yang viral, massa yang mengamuk mencopot salib dan merusak, melempari bangunan dengan batu. Massa juga memaksa para peserta retret keluar dari vila, meskipun aparat keamanan telah berada di tempat.
Dedi berharap uang bantuan itu bisa meringankan beban korban dan mempercepat pemulihan situasi di lingkungan sekitar.
"Uang Rp100 juta kepada keluarga Pak Yongki ini untuk segera dilakukan perbaikan terhadap kerusakan kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan anarkistis tersebut," kata Dedi.
Tak hanya membantu secara finansial, Dedi juga menyikapi kondisi para keluarga korban pemilik rumah yang trauma pasca-aksi intoleransi tersebut. Dia telah menginstruksikan tim psikolog dari Pemprov Jabar turun langsung besok untuk memberikan pendampingan kepada korban yang mengalami trauma.
"Keluarga Pak Yongki pasti mengalami trauma psikologis. Besok tim psikolog kami akan turun untuk memberikan bantuan pemulihan psikologi,” katanya.
Dia berharap agar keluarga pemilik rumah dan anak-anaknya tidak lagi mengalami ketertekanan psikis. Para korban diharapkan bisa kembali hidup tenang, damai dan hidup rukun dengan tetangga-tetangganya dan warga Desa Tangkil.
Dedi juga menegaskan aksi anarkistis warga tidak bisa dibiarkan. Dia memastikan proses hukum atas insiden ini akan dikawal ketat agar berjalan objektif.
"Peristiwa perusakan yang dilakukan oleh warga terhadap rumah Ibu Nina yang dihuni oleh Pak Yongki dan keluarga merupakan peristiwa pidana yang harus disikapi secara hukum," kata Dedi.
Dedi yakin proses hukum akan berjalan objektif. Dia juga berkomitmen untuk mengawal penyelidikan kasus intoleransi yang saat ini ditangani Polres Palabuhanratu.
"Saya meyakini aparat kepolisian akan bekerja berdasarkan fakta-fakta dan alat bukti yang ada. Saya akan mengawal seluruh proses hukum itu agar berjalan secara baik, objektif dan tuntas," ujarnya
Kasus ini mencuat setelah viralnya video yang memperlihatkan sekelompok massa membubarkan kegiatan retret keagamaan yang diikuti anak-anak dan remaja Kristen di sebuah vila.
Salah satu korban dalam video menjelaskan, bangunan yang digeruduk bukan gereja, melainkan rumah pribadi milik kenalan mereka yang dipakai untuk kegiatan retreat pelajar Kristen.
"Kami sedang mengadakan retreat liburan sekolah untuk anak-anak. Tempatnya vila pribadi, bukan gereja. Tapi tiba-tiba warga datang dan melempar batu. Anak-anak panik, trauma, kami dipaksa keluar, mobil kami juga dipukul dan dilempari," ujar korban perempuan dalam video yang viral di media sosial.