Daftar Nama Calon Pengganti Miftah Maulana yang Mencuat di Publik

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

Daftar Nama Calon Pengganti Miftah Maulana yang Mencuat di Publik

Toronews.blog

Sejumlah nama calon pengganti Miftah Maulana sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan mencuat di publik.

Nama-nama ini muncul setelah Miftah Maulana resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat (6/12/2024) lalu.

Miftah mengundurkan diri setelah menerima banyak kecaman akibat viralnya video yang memperlihatkan dirinya mengolok penjual es teh yang berjualan dalam acara ceramahnya.

Selang beberapa hari setelah video tersebut viral, sebuah video lama yang memperlihatkan Miftah melecehkan seniman senior Yati Pesek secara verbal juga ikut viral.

Prabowo Subianto sendiri merespons pengunduran diri Miftah dengan positif. Ia menganggap tindakan mundur tersebut sebagai langkah yang berani dan bertanggung jawab.

"Terlepas mungkin ya salah ucap, beliau sadar beliau salah, beliau bertanggung jawab, beliau mengundurkan diri," ujar Prabowo, dikutip dari Sekretariat Kabinet.

Pasca pengunduran diri Miftah, posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan kini lowong.

Prabowo menyebut jika dirinya tengah mencari kandidat yang tepat dan memastikan bahwa posisi tersebut akan digantikan oleh orang selain Miftah.

“Nanti kita lihat kalangan yang mengerti masalah ini semua, mungkin nanti mereka akan kasih masukan. Majelis Ulama, kalangan-kalangan dari ormas-ormas keagamaan, dan sebagainya nanti kita minta pendapat dari mereka,” tutur Prabowo.

Nama-nama calon pengganti yang mencuat

Berikut deretan nama yang digadang-gadang bakal menggantikan posisi Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan:

1. Ustaz Adi Hidayat sebagai calon terkuat

Di tengah spekulasi tentang calon pengganti Miftah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjadi salah satu nama terkuat yang muncul.

Dikenal sebagai penceramah yang telah mendapat banyak penggemar, UAH memiliki lebih dari 5 juta pengikut di YouTube.

Selain popularitasnya, jabatannya sebagai Wakil Ketua Majelis Tabligh Pengurus Pusat Muhammadiyah 2022-2027 menambah bobot pengalaman dan kredibilitasnya dalam merangkul lintas agama.

2. Yaqut Cholil Qoumas

Nama lain yang menyolok dalam daftar calon adalah Yaqut Cholil Qoumas.

Mantan Menteri Agama ini memiliki pengalaman luas di pemerintahan dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang dihormati.

Yaqut dianggap memiliki kemampuan untuk merangkul dan memfasilitasi dialog antarumat beragama, serta memiliki pemahaman mendalam tentang isu-isu keagamaan di Indonesia.

Pengalamannya di GP Ansor, yang menjadikannya akrab dengan berbagai lapisan masyarakat, menambah poin positif dalam pencalonannya.

3. Ali Mochtar Ngabalin dan koneksinya di pemerintahan

Ali Mochtar Ngabalin juga disebut sebagai salah satu calon potensial untuk menggantikan Miftah.

Sebagai politikus Partai Golkar dan mantan Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Presiden, Ngabalin memiliki koneksi di pemerintahan.

Pengalaman politik dan keterlibatannya di berbagai organisasi keagamaan menjadikannya kandidat yang layak untuk menjabat posisi tersebut, tentunya dalam konteks menjalin komunikasi dan kerja sama yang lebih baik antar berbagai kelompok agama.

4. Gamal Albinsaid: Inovasi dan prestasi

Salah satu nama yang juga patut diperhatikan adalah Gamal Albinsaid. Dokter muda yang dikenal sebagai inovator ini telah mencuri perhatian dengan berbagai prestasinya di bidang kesehatan dan sosial.

Pengalamannya sebagai anggota DPR RI dari Partai PKS menunjukkan kiprahnya dalam politik.

Karakter yang inovatif dan prestasi internasional yang dimilikinya menunjukkan bahwa ia dapat membawa pendekatan baru dalam isu kerukunan beragama.

5. Alissa Wahid dan warisan Gus Dur

Alissa Wahid, putri dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), merupakan sosok lain yang juga mencuat di publik.

Memiliki latar belakang yang kuat di bidang sosial dan kerukunan beragama, Alissa membawa warisan ajaran toleransi ayahnya.

Komitmennya pada isu-isu keragaman dan keadilan sosial menjadikannya calon yang berpotensi untuk melanjutkan berbagai program kerukunan yang ada.


Komentar