Benarkah Iran Bikin Senjata Nuklir? Ini Jawaban Terbaru Bos IAEA

30 Jun 2025 | Penulis: pacmannews

Benarkah Iran Bikin Senjata Nuklir? Ini Jawaban Terbaru Bos IAEA

WASHINGTON, TORONEWS.BLOG - Bos Badan Energi Atom Internasional (IAEARafael Grossi menegaskan tidak ada indikasi Iran akan membuat senjata nuklir sebelum Israel melancarkan serangan pada 13 Juni lalu. Bahkan Amerika Serikat (AS) membantu serangan Israel tersebut pada 22 Juni, menargetkan tiga fasilitas nuklir, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Dalam program "Face the Nation with Margaret Brennan" di CBS News, Grossi menegaskan IAEA membantah adanya tekanan untuk mengatakan apakah Iran memiliki senjata nuklir atau hampir memiliki senjata pemusnah massal tersebut sebelum serangan terjadi.

“Kami tidak melihat program yang mengarah ke sana (senjata nuklir), tetapi pada saat yang sama, mereka (Iran) tidak menjawab pertanyaan yang sangat, sangat penting,” ujarnya.

Grossi menegaskan, lembaganya perlu diberi akses oleh Iran untuk menilai aktivitas nuklir. Iran telah menghentikan kerja sama dengan IAEA dan melarang masuk Grossi.

Dia membenarkan bahwa Iran telah memberikan informasi kepada badan pengawas nuklir PBB yang dipimpinnya hingga serangan Israel dan AS baru-baru ini.

"Namu ada beberapa hal yang tidak mereka jelaskan kepada kami," katanya.

Grossi menyebutkan terkait jumlah sentrifus, mesin pemutar untuk memperkaya uranium, serta jumlah materialnya.

Hal lain adalah kemungkinan Iran memiliki fasilitas nuklir atau pengayaan uranium lainnya, namun tidak melaporkan.

"Yang saya khawatirkan adalah ada hal-hal lain yang belum jelas. Misalnya, kami telah menemukan jejak uranium di beberapa tempat di Iran, bukan fasilitas yang dinyatakan secara normal. Dan kami mempertanyakan selama bertahun-tahun, mengapa kami menemukan jejak uranium yang diperkaya ini di tempat x, y, atau z? Sementara kami sama sekali tidak mendapatkan jawaban yang kredibel," tuturnya.

Komunitas intelijen AS dan sumber pejabat Israel menyatakan, Iran mungkin sudah memindahkan uraniumnya ke lokasi lain sebelum serangan AS. Namun Presiden Donald Trump bersikeras membantahnya dengan alasan tidak mungkin.


Komentar