Toronews.blog
Presiden Suriah Bashar al-Assad jadi presiden termutakhir yang dimakzulkan di tengah masa kepemimpinannya. Bashar digulingkan kelompok pemberontak pada Minggu (8/12/2024).
Penggulingan Bashar al-Assad tersebut terjadi usai kelompok pemberontak oposisi Bashar berhasil merebut ibu kota Damaskus dan memaksa keluarga Bashar pergi mencari suaka ke Rusia.
Bashar digulingkan setelah memerintah Suriah dalam dua dekade. Selama periode kepemimpinannya itu, Suriah mengalami perang saudara berkepanjangan sejak 2011.
Dalam sejarah, Bashar bukan satu-satunya presiden yang dimakzulkan di tengah masa kepemimpinannya. Di berbagai belahan dunia, selalu ada masa di mana penguasa ditumbangkan, terkadang oleh kelompok oposisi dan terkadang oleh rakyatnya sendiri.
Berikut daftar 10 presiden di dunia yang pernah dimakzulkan di tengah masa kepemimpinannya.
1. Donald Trump (AS)
Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat, mengalami dua kali pemakzulan selama masa jabatannya.
Pemakzulan pertama terjadi pada Desember 2019 dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi kongres.
Ia dituduh meminta bantuan Ukraina untuk menyelidiki lawan politiknya, Joe Biden, sebelum pemilihan presiden 2020.
Sementara pemakzulan kedua terjadi pada Januari 2021, tepat sebelum berakhirnya masa jabatannya, setelah insiden serangan Capitol oleh pendukungnya tanggal 6 Januari 2021. Kongres menuduh Trump telah menghasut kekerasan.
Pemakzulan pertama tidak berhasil di Senat karena mayoritas anggota Senat tidak memberikan suara untuk memecatnya. Pemakzulan kedua juga berakhir dengan hasil yang sama.
Meskipun tidak dipecat, pemakzulan tersebut menciptakan dampak jangka panjang, termasuk pembicaraan mengenai pelanggaran etika dan penyalahgunaan kekuasaan di tingkat tinggi.
2. K.H. Abdurrahman Wahid (Indonesia)
K.H. Abdurrahman Wahid, lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah presiden keempat Republik Indonesia yang dimakzulkan pada Juli 2001 melalui Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Konteks pemakzulan ini dipicu oleh situasi politik yang rumit setelah reformasi 1998 dan kurangnya dukungan politik.
Gus Dur dihadapkan pada tuduhan korupsi, pelanggaran konstitusi, dan inefisiensi dalam menjalankan pemerintahan.
Tuduhan-tuduhan tersebut datang di tengah situasi ketidakpastian ekonomi dan politik yang melanda Indonesia saat itu.
Dampaknya, Megawati Soekarnoputri diangkat sebagai presiden berikutnya. Nama Gus Dur tetap dikenang sebagai sosok yang berkontribusi besar bagi demokrasi di Indonesia.
3. Park Geun-hye (Korea Selatan)
Park Geun-hye, presiden perempuan pertama Korea Selatan, dimakzulkan pada Maret 2017 akibat skandal korupsi besar.
Dia diduga berkolusi dengan seorang temannya, Choi Soon-sil, yang memanfaatkan posisi presiden untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Mahkamah Konstitusi Korea Selatan menguatkan pemakzulan Park, memecatnya dari jabatannya setelah beberapa bulan demonstrasi publik yang menuntut pengunduran dirinya.
Setelah dimakzulkan, Park Geun-hye dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun karena korupsi.
4. Alberto Fujimori (Peru)
Alberto Fujimori, presiden Peru, menghadapi tuduhan berat terkait korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia selama masa jabatannya.
Ia diselidiki terkait dengan penggelapan dana dan pelaksanaan kebijakan repressif terhadap oposisi.
Pada November 2000, Fujimori mengumumkan pengunduran dirinya melalui faks dari Jepang, namun Kongres Peru secara resmi memakzulkannya.
Skandal Montesinos, yang melibatkan suap dan eksploitasi kekuasaan, menjadi salah satu alasan utama pemakzulan. Akibat dari pemakzulan ini, Fujimori dihukum dan diekstradisi, memicu ketidakstabilan politik di Peru.
5. Carlos Andres Perez (Venezuela)
Carlos Andres Perez, presiden Venezuela, dimakzulkan pada tahun 1993 setelah menggelapkan dana publik dan melakukan kebijakan ekonomi yang dianggap merugikan rakyat.
Ia sebelumnya dikenal sebagai pemimpin yang nasionalisasikan industri minyak.
Pemakzulan Perez menjadi sorotan ketika ia dikaitkan dengan kudeta militer yang gagal oleh Hugo Chavez pada tahun 1992. Kudeta ini menandai awal dari perubahan politik di Venezuela.
Akibat pemakzulan ini, Venezuela jatuh ke dalam krisis politik dan ekonomi. Perez menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah yang korup, dan masa depan politik Venezuela dipengaruhi oleh pemakzulan ini.
6. Abdala Bucaram (Ekuador)
Abdala Bucaram, presiden Ekuador, dimakzulkan pada Februari 1997 setelah dituduh tidak kompeten secara fisik dan mental untuk menjalankan tugasnya.
Keputusan ini dibuat oleh Kongres Ekuador dalam waktu singkat setelah pelantikan.
Proses hukum pemakzulan berlangsung cepat dan dipenuhi kontroversi. Tuduhan terhadap Bucaram mencakup penggelapan dana publik dan penyalahgunaan kekuasaan.
7. Rolandas Paksas (Lithuania)
Rolandas Paksas, presiden Lithuania, dimakzulkan pada April 2004 akibat tuduhan memberikan kewarganegaraan kepada seorang pengusaha Rusia dengan imbalan uang. Hal ini dianggap pelanggaran serius terhadap hukum negara.
Proses pemakzulan Paksas menjadi yang pertama di Lithuania setelah memulihkan kemerdekaannya.
Akibat hal tersebut, Paksas dilarang memegang jabatan publik selama 10 tahun setelah pemakzulannya.
8. Fernando Lugo (Paraguay)
Fernando Lugo, presiden Paraguay, menghadapi pemakzulan pada Juni 2012 setelah terjadinya insiden pembunuhan 17 orang selama penanganan sengketa tanah.
Insiden ini memicu kontroversi besar dan ketidakpuasan terhadap pemerintahannya.
Pemakzulan Lugo berlangsung dengan sangat cepat, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, di mana ia dituduh lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden. Proses ini dianggap tidak transparan oleh banyak kalangan.
Akibat pemakzulan Lugo, Paraguay mengalami ketidakstabilan politik. Hal ini memperburuk hubungan antara partai politik dan rakyat, serta menciptakan keraguan terhadap integritas proses politik di negara tersebut.
9. William Jefferson Clinton (AS)
William Jefferson Clinton, presiden AS ke-42, mengalami pemakzulan pada tahun 1998 akibat skandal seksual dengan mantan sekretaris, Monica Lewinsky.
Tuduhan perbuatan tidak senonoh dan kebohongan di pengadilan membawanya ke ambang pemecatan.
Clinton membantah semua tuduhan dan mengklaim bahwa ia tidak terlibat dalam kesalahan yang dituduhkan. Pembelaannya menarik perhatian publik dan menjadi pusat kontroversi di media.
Clinton dibebaskan oleh Senat dan tetap dalam jabatannya. Pemakzulan ini meningkatkan polarisasi politik di AS dan menciptakan dampak yang berkelanjutan terhadap persepsi publik tentang etika politik.
10. Andrew Johnson (AS)
Andrew Johnson, presiden ke-17 AS, dimakzulkan pada tahun 1868 karena melanggar Undang-Undang Tenure of Office.
Johnson berusaha disebut melakukan tindakan ilegal ketika mencopot Sekretaris Perang Edwin Stanton dari jabatannya.
Sidang pengadilan pemakzulan berlangsung ketat dengan hasil akhir yang sangat dekat.
Johnson terbebas dari pemecatan setelah satu suara menentukan, tetapi pemakzulan ini menandai perpecahan besar dalam politik AS.