.webp)
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, pemberi pinjaman global berencana meminta bank sentral India untuk melunakkan rencana yang mengharuskan mereka melaporkan perdagangan derivatif suku bunga di luar negeri.
Mematuhi arahan Bank Sentral India dapat menimbulkan kekhawatiran tentang kerahasiaan klien dan menyebabkan komplikasi yurisdiksi dengan otoritas moneter lain, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat privat.
RBI dalam draf surat edaran yang dikeluarkan pada 16 Juni mengarahkan bank untuk mulai melaporkan transaksi global dalam waktu satu tahun sejak arahan akhir, untuk meningkatkan transparansi pasar. Pembicaraan tersebut terjadi di tengah lonjakan perdagangan luar negeri swap suku bunga India.
Para bankir telah mengadakan diskusi melalui asosiasi industri pasar keuangan global, yang diharapkan akan menyerahkan tanggapan formal kepada RBI sebelum batas waktu 7 Juli, kata sumber tersebut. Draf surat dari bank kepada RBI saat ini sedang diedarkan di antara mereka untuk disetujui, kata mereka.
Di antara saran yang diajukan bank adalah menawarkan data transaksi agregat kepada RBI, bukan perincian perdagangan per perdagangan, kata orang-orang tersebut. Gagasan lain yang sedang dipertimbangkan adalah agar bank sentral mengakses data secara langsung dari repositori perdagangan luar negeri, kata mereka.
Rata-rata volume harian dalam swap yang diselesaikan dalam mata uang asing yang dilaporkan ke London Clearing House meningkat lebih dari dua kali lipat selama lima tahun, mencapai 1,2 triliun rupee ($14 miliar) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2024, menurut bank sentral.