Toronews.blog
Calon wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Hendrar Prihadi alias Hendi akan mengembangkan sport tourism yang menawarkan olahraga sekaligus wisata dalam satu tempat. Lantas, apa itu sport tourism dan bagaimana praktiknya di Jawa Tengah?
Dalam sesi debat ketiga Pilkada Jawa Tengah 2024, calon wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Taj Yasin sempat menanyakan upaya pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dalam mengembangkan sport tourism di Jawa Tengah. Ia mencontohkan Borobudur Marathon dan downhill.
Menurut Hendi, olahraga tidak hanya dapat memajukan suatu daerah, tetapi juga mendorong anak muda agar semakin berprestasi.
Secara spesifik, Hendi menyebutkan daerah-daerah yang berpotensi untuk pengembangan sport tourism seperti Kebumen, Semarang, dan Dieng (Wonosobo-Banjarnegara).
“Jadi olahraganya dapat, turisnya dapat, sehingga Jawa Tengah ini prestasinya semakin meningkat di bidang olahraga. Tapi secara ekonomi akan ada muncul pendapatan-pendapatan yang bisa membuat Jawa Tengah membangun lebih masif lagi,” ujar Hendi pada Rabu (20/11/2024).
Apa itu sport tourism?
Sport tourism adalah gabungan dari olahraga dan pariwisata. Maksudnya, tidak hanya acara olahraga saja yang digelar di tempat tersebut, melainkan juga promosi wisata atau mengenalkan objek menarik di sekitarnya.
Singkatnya, sport tourism dapat meningkatkan minat wisatawan melakukan perjalanan ke suatu tempat untuk menyaksikan kegiatan olahraga di sana. Hal ini tentu memberi banyak dampak positif untuk kemajuan daerah.
Sport tourism memiliki prinsip utama mengenalkan pariwisata suatu daerah. Mulai dari sawah, gunung, sungai, hutan, pesisir pantai, dan laut. Dalam hal ini, Jawa Tengah memiliki banyak tempat yang potensial untuk pengembangan sport tourism.
Menurut Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), ada dua jenis sport tourism. Pertama yaitu hard sport tourism di mana perlombaan resmi yang besar dan mendunia diselenggarakan seperti Sea Games, World Cup, Asian Games, dan lain sebagainya.
Kedua yaitu soft sport tourism yang merupakan olahraga berkaitan dengan gaya hidup. Semua orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Contoh soft sport tourism yaitu diving, rafting, trail motor, hiking, lari, dan lain sebagainya.
Sport tourism di Jawa Tengah
Sport tourism bukanlah hal yang baru di Jawa Tengah. Bahkan event sport tourism gencar dipromosikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, terutama pada saat pandemi Covid-19.
Berikut sejumlah sport tourism yang ada di Jawa Tengah:
-
Jepara International Triathlon
Jepara International Triathlon merupakan event olahraga yang dikembangkan untuk menunjang sektor pariwisata di Jepara, Jawa Tengah. Olahraga ini memadukan antara renang, lari, dan sepeda yang diikuti peserta dari berbagai negara.
Sport tourism ini pertama kali diadakan pada 2016 di Pantai Mororejo, Jepara. Sampai saat ini, Jepara International Triathlon masih eksis dan menjadi salah satu keunggulan sport tourism di Jawa Tengah.
-
Gantole Telomoyo Cup
Gantole Telomoyo Cup adalah event olahraga gantole berskala internasional yang digelar di Gunung Telomoyo, Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Dengan digelarnya Gantole Telomoyo Cup, pengunjung tidak hanya bisa menonton para atlet gantole yang tengah berlomba. Pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan Gunung Telomoyo yang memanjakan mata.
-
Tour de Borobudur
Berbeda dengan Borobudur Marathon, Tour de Borobudur adalah event olahraga sepeda yang konsisten digelar sejak 2000. Event ini diinisiasi oleh Semarang Bicycle Association (Samba). Bahkan, event sport tourism ini termasuk agenda yang paling dinanti para cyclist.
-
Dragon Boat
Dragon Boat Race adalah event sport tourism yang diselenggarakan di Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di Teluk Penyu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali potensi atlet dayung lokal agar mampu bersaing di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
-
Kudus Relay Marathon
Terakhir yaitu Kudus Relay Marathon yang diselenggarakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Olahraga relay marathon ini terinspirasi dari Ekiden, lomba lari estafet di Jepang.