Toronews.blog
Tahukah kamu bahwa ada delapan negara yang paling sering mengalami gempa besar sepanjang sejarah. Masing-masing negara ini memiliki sejarah panjang aktivitas seismik yang signifikan. Mana saja negara yang sering diguncang gempa besar di dunia?
Penyebab utama gempa bumi di negara-negara tersebut berkaitan dengan lokasi geologis mereka. Kebanyakan negara ini berada di sepanjang batas lempeng tektonik aktif, yang mengakibatkan seringnya terjadinya gempa.
Tekanan yang terakumulasi di sepanjang sesar ketika lempeng bergerak dapat memicu pelepasan energi yang menghasilkan gempa.
Tak heran jika negara-negara tersebut mengembangkan berbagai sistem mitigasi dan kesiapsiagaan, termasuk pembangunan infrastruktur tahan gempa, pelatihan masyarakat, serta sistem peringatan dini.
Hal ini perlu dilakukan guna mencegah dampak gempa besar yang bisa sangat menghancurkan. Korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan gangguan dalam kehidupan sehari-hari adalah beberapa efek yang sering terlihat.
Negara-negara yang tidak memiliki sumber daya cukup seringkali mengalami kesulitan dalam pemulihan pascagempa, yang dapat memperburuk keadaan ekonomi dan sosial.
Berikut daftar negara yang sering diguncang gempa besar di dunia.
China
China menempati posisi teratas sebagai negara dengan jumlah gempa terbesar yang tercatat dalam kurun waktu 1990 hingga 2024, mencapai total 186 gempa. Negara ini terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Samudra Hindia, yang menyebabkan aktivitas seismik yang signifikan.
Pertemuan lempeng-lempeng ini menciptakan tekanan yang menyebabkan gempa. Dalam beberapa tahun terakhir, China mengalami berbagai gempa kuat, termasuk gempa terbaru dengan magnitudo 7,1 pada Januari 2024.
Gempa tersebut terjadi di dekat perbatasan Kirgistan dan menewaskan beberapa orang.
Indonesia
Indonesia menempati urutan kedua dengan total 166 gempa selama periode yang sama. Negaranya berada di kawasan Cincin Api Pasifik, yang menjadikannya salah satu negara paling rawan gempa di dunia.
Beberapa gempa besar yang mencatatkan sejarah hitam bagi Indonesia antara lain Tsunami Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan sekitar 170.000 jiwa dan gempa di Cianjur pada akhir 2022 dengan magnitudo 5,6 yang merusak ratusan rumah.
Indonesia juga memiliki banyak sesar aktif yang berkontribusi terhadap tingginya frekuensi gempa yang terjadi.
Iran
Iran dengan total 109 gempa juga merupakan negara yang rawan aktivitas seismik. Letak geografis Iran yang berada di sepanjang batas lempeng menjadikannya rentan terhadap gempa.
Aktivitas seismik di Iran disebabkan oleh tekanan yang terus menerus antara lempeng-lempeng yang bertabrakan. Pada Januari 2023, Kota Khoy diguncang gempa berkekuatan 5,9 yang menyebabkan beberapa korban dan kerusakan infrastruktur.
Jepang
Jepang mencatat 98 gempa dalam periode yang sama. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu negara dengan risiko tinggi terhadap gempa. Dengan teknologi mitigasi yang maju, Jepang dapat meminimalkan dampak destruktif dari guncangan gempa.
Salah satu contoh gempa besar di Jepang adalah gempa bumi berkekuatan 9,1 yang terjadi pada tahun 2011 yang diikuti oleh tsunami mematikan.
Masyarakat Jepang dihadapkan pada kesadaran yang tinggi dan pelatihan rutin yang membantu mereka menangani situasi darurat dengan lebih baik.
Amerika Serikat
Amerika Serikat mencatat 78 gempa besar, terletak di sepanjang beberapa jalur patahan. Sesar San Andreas adalah satu contoh terkenal di mana guncangan sering terjadi.
Pada tahun 1965, terjadi gempa besar di Rat Island dengan magnitudo 8,2 yang menyebabkan tsunami signifikan. AS terus melakukan berbagai studi dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan keselamatan warganya dari ancaman gempa bumi.
Turki
Turki dengan total 62 gempa memiliki lokasi geografis yang membuat negara ini rentan terhadap aktivitas seismik. Letaknya yang terjepit antara Eurasia dan Afrika menjadikannya sering diguncang.
Satu di antara tragedi terkini adalah gempa magnitudo 7,8 pada Februari 2023 yang mengguncang wilayah perbatasan Turki dan Suriah, menewaskan lebih dari 50.000 orang. Banyak infrastruktur hancur, menunjukkan pentingnya pembangunan struktural yang tahan gempa.
India
India dengan jumlah 58 gempa juga termasuk dalam daftar negara yang paling sering dilanda gempa. Pergerakan lempeng benua India menuju Eurasia berkontribusi terhadap kejadian gempa di wilayah tersebut.
Gempa besar yang terjadi di Assam pada tahun 1950 menyebabkan lebih dari 4.800 korban jiwa. Sejak itu, India terus melakukan pengawasan dan penelitian seismik untuk mengurangi risiko.
Filipina
Filipina mencatat 55 gempa, termasuk 24 yang terjadi di awal tahun 2024 saja. Negara ini seperti Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik.
Guncangan sering menyebabkan tanah longsor dan kerusakan habitat. Laporan terbaru menyatakan bahwa gempa pada November 2023 menyebabkan 60 rumah rusak dan menghancurkan infrastruktur di beberapa daerah.
Oleh karena itu, Pemerintah Filipina berusaha meningkatkan infrastruktur dan mitigasi bencana untuk melindungi warganya.
Secara keseluruhan, delapan negara yang diulas memiliki tantangan dan risiko yang khusus terkait dengan gempa bumi. Peningkatan kesadaran, teknologi mitigasi, dan upaya untuk membangun infrastruktur yang tahan gempa menjadi langkah penting dalam mengurangi dampak bencana ini.