NEE DELHI, TORONEWS.BLOG - Kepemimpinan politik India disebut tidak merestui angkatan bersenjata menyerang Pakistan, memicu perang singkat kedua pihak pada Mei lalu. Hal itu disampaikan langsung oleh Atase Pertahanan Kedutaan Besar India di Jakarta, Shiv Kumar, belum lama ini.
Pakistan merespons serangan tersebut dengan menembak jatuh beberapa jet tempur India.
"Saya setuju kami kehilangan beberapa pesawat. Itu terjadi hanya karena pembatasan yang diberikan kepemimpinan politik untuk tidak menyerang institusi militer atau pertahanan udara mereka (Pakistan)," kata Kumar, dalam seminar di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta, pada 10 Juni, seperti dikutip dari Bloomberg.
Kedutaan Besar India di Jakarta, dalam pernyataan posting di media sosial X, menyatakan pernyataan Kumar tersebut diartikan di luar konteks. Kedubes menegaskan, Angkatan Bersenjata India menjalankan tugas di bawah kepemimpinan politik.
Pernyataan Kumar tersebut bisa saja dimanfaatkan kelompok oposisi India semakin berani menyerang pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi atas keputusan menyerang Pakistan. Apalagi jika benar-benar terungkap bahwa arahan politik di awal konflik menjadi penyebab jatuhnya jet tempur oleh Pakistan.
Pakistan mengklaim bahwa India kehilangan enam jet tempur dalam pertempuran itu, yakni empat Rafale buatan Prancis serta masing-masing satu Sukhoi Su-30 dan MiG-29 buatan Rusia.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri India belum menanggapi laporan Bloomberg tersebut.
Kepala Staf Pertahanan Angkatan Bersenjata India Anil Chauhan membenarkan angkatan udaranya kehilangan beberapa pesawat tempur, namun tidak menyebutkan jumlahnya. Dia berdalih penyebab jatuhnya jet-jet tempurnya lebih ke kesalahan taktis.
Perang singkat India Pakistan dipicu serangan teror di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April, menewaskan 26 warga sipil. India menuduh pemerintah Pakistan terlibat dalam serangan itu.
Pakistan membantah terlibat dalam serangan itu seraya menyerang balik bahwa India mencari-cari alasan untuk memicu konflik. Kelompok perlawanan kashmir mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.