4 Filosofi Jawa yang Disebut Dalam Debat Ketiga Pilkada Jateng 2024

30 Jun 2025 | Penulis: onenews

4 Filosofi Jawa yang Disebut Dalam Debat Ketiga Pilkada Jateng 2024

Toronews.blog

Calon gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi mempertanyakan soal filosofi Jawa untuk membangun Jawa Tengah. Mengingat filosofi Jawa menjadi pegangan hidup dan nilai dasar yang diyakini masyarakat Jawa. 

Pertanyaan tersebut disampaikan kepada calon gubernur nomor urut 1, Andika Perkasa. Menurut Luthfi, Jawa Tengah merupakan poros budaya Jawa, mulai dari geografis maupun sejarah.

Oleh karena itu, penting untuk pemimpin menjadikan filosofi Jawa sebagai pijakan dalam memimpin masyarakatnya.

Alih-alih menyebutkan filosofinya, Andika justru menjelaskan variabel-variabel yang terdapat dalam indeks pembangunan kebudayaan. Pembangunan yang nantinya berlangsung di Jawa Tengah harus meliputi ekonomi, pendidikan, ekspresi budaya, literasi, dan gender.

“Pembangunan kebudayaan di Jawa Tengah harus selalu dihadapkan pada keenam atau tujuh variabel tadi karena memang yang diukur adalah itu,” ujar Andika pada Rabu (20/11/2024).

Makna filosofi Jawa

Yang dimaksud filosofi Jawa adalah prinsip yang digunakan oleh masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan. Filosofi tersebut senantiasa dipegang teguh untuk mencapai kesempurnaan.

Dalam debat ketiga Pilkada Jateng 2024, ada beberapa filosofi Jawa yang dikemukakan oleh masing-masing pasangan calon. Filosofi tersebut diantaranya:

  • Aja rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa

Artinya “jangan merasa bisa, tetapi bisa merasakan”. Filosofi ini dapat dimaknai sebagai sikap untuk tidak sombong, berempati, dan belajar memahami orang lain.

  • Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja

Gemah ripah berarti negara luas dan banyak rakyatnya, loh jinawi berarti subur dan makmur. Tata tentrem kerta raharja berarti keadaan wilayah yang tertib, tentram, sejahtera, dan berkecukupan segala sesuatunya.

Ungkapan tersebut digunakan pada masa Kerajaan Majapahit di mana kekayaan alamnya indah dan berlimpah. Masyarakat bisa hidup adil, tentram, makmur, dan sejahtera.

  • Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake

Artinya “maju perang tanpa pasukan, menang tanpa merendahkan orang lain”. Filosofi ini dapat dimaknai bahwa ketika kita ingin menang tidak perlu memiliki kekuatan yang besar, apalagi sampai merendahkan orang lain. Cukup menjadi orang baik untuk menaklukkan segala rintangan yang ada.

“Kita harus bersikap ksatria. Artinya menyelesaikan masalah dengan bertanggung jawab untuk saling menghormati meskipun kita mempunyai suatu perbedaan,” ujar Luthfi pada Rabu (20/11/2024).

  • Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti

Arti dari sura dira jayaningrat yaitu keberanian, kekuatan, kejayaan, dan kenikmatan. Sementara arti lebur dening pangastuti berarti kalah dengan kasih sayang dan kebaikan.

Makna filosofi ini adalah setiap keburukan pasti akan kalah dengan kebaikan. Sifat pemarah, licik, egois, dan keras hati pasti bisa dikalahkan dengan sikap lembut dan sabar.

Debat ketiga Pilkada Jateng 2024 berlangsung pada Rabu (20/11/2024) di Muladi Dome Universitas Diponegoro, Semarang. Tema yang diusung dalam debat kali ini yaitu “Membangun Sosial Budaya, Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan untuk Masyarakat yang Sejahtera dan Toleran”.


Komentar