Mengenal OCCRP, Sebuah Lembaga yang Merilis Daftar Hitam Tokoh Dunia

29 Jun 2025 | Penulis: onenews

Mengenal OCCRP, Sebuah Lembaga yang Merilis Daftar Hitam Tokoh Dunia

Toronews.blog

Setiap tahun, OCCRP merilis daftar tokoh paling korup di dunia dalam laporan "Corrupt Person of the Year". Proses nominasi melibatkan partisipasi dari pembaca, jurnalis, serta juri yang terlibat dalam jaringan global OCCRP. Hal ini bertujuan untuk menggali berbagai pendapat dan sudut pandang dalam menentukan siapa yang layak masuk dalam daftar tersebut.

Dalam laporan terbaru yang dirilis pada akhir tahun 2024, OCCRP mencantumkan beberapa pemimpin dunia dalam daftar finalis, termasuk nama Presiden Indonesia Joko Widodo disebut di dalam daftar tersebut. Meski banyak nama orang besar yang ada di dalamnya, nama Presiden Suriah Bashar Al Assad dinyatakan sebagai pemenang. Terpilihnya sosok-sosok ini menjadi sorotan global mengenai isu korupsi di tingkat pemerintahan.

Daftar hitam ini menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap praktik korupsi yang merugikan masyarakat. Melalui publikasi ini, OCCRP berharap bisa memberikan tekanan politik kepada para pemimpin yang terpilih, serta mendorong tindakan hukum yang lebih tegas terhadap mereka yang terlibat dalam praktik korupsi.

Lalu, siapa lembaga OCCRP yang mengeluarkan daftar hitam tersebut? Berikut penjelasanya.

Profil Lembaga OCCRP

OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) merupakan salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia yang berfokus pada pengungkapan kejahatan dan korupsi. Dibentuk oleh 24 pusat investigasi nirlaba, lembaga ini berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pusat investigasi nirlaba di wilayah Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Visi utama OCCRP adalah menciptakan dunia yang lebih terinformasi agar kehidupan, mata pencaharian, dan demokrasi tidak terancam oleh kejahatan dan korupsi. Misi OCCRP adalah untuk memperkuat jurnalisme investigasi melalui penyebaran laporan yang dapat memicu pertanggungjawaban dari pihak berwenang terhadap publik. Dengan cara ini, OCCRP berharap bisa memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan terhadap korupsi.

OCCRP didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu. Organisasi ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk menangani masalah kejahatan terorganisir dan korupsi di berbagai negara. Sejak didirikannya, OCCRP telah terlibat dalam banyak proyek besar, termasuk peliputan tentang spyware Pegasus dan kebocoran data Panama Papers.

Aktivitas dan Dampak OCCRP

Sejak berdirinya, OCCRP berhasil membuat lebih dari 702 pejabat dunia mengundurkan diri atau diskors dari jabatan mereka. Ini menunjukkan betapa efektifnya laporan-laporan yang dihasilkan oleh OCCRP dalam mempengaruhi keputusan politik dan menggugah rasa tanggung jawab para pemimpin.

Dalam program-program investigasi yang dilakukan, OCCRP telah menghasilkan lebih dari 620 dakwaan terhadap pelaku kejahatan, serta telah memicu berbagai vonis hukuman, termasuk di dalamnya 100 aksi korporasi. Banyak kasus yang terungkap berujung pada perubahan kebijakan serta tindakan hukum terhadap individu dan korporasi yang terlibat dalam korupsi.

OCCRP tidak hanya berfokus pada pelaporan korupsi tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Dengan memberikan informasi yang jelas dan tepat tentang kasus-kasus kejahatan dan korupsi, OCCRP mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam memerangi praktik-praktik buruk tersebut.

 
 

Sumber Pendanaan OCCRP

OCCRP mendapatkan pendanaan melalui sumbangan dari berbagai sumber, termasuk pemerintah, lembaga swasta, dan individu, seperti The Bay and Paul Foundations, Dutch Postcode Lottery, European Instrument for Democracy and Human Rights, Ford Foundation, Fritt Ord Foundation, German Marshall Fund.

Selain organisasi di atas, OCCRP juga menerima pendanaan dari Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Kementerian Luar Negeri Denmark, National Endowment for Democracy, Oak Foundation, Open Society Foundations, Puech Foundation, Rockefeller Brothers Fund, Skoll Foundation, US Agency for International Development, hingga Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Keberagaman sumber pendanaan ini merupakan faktor penting bagi keberlangsungan aktivitas mereka sebagai lembaga jurnalisme investigasi.

Penghargaan yang Diterima OCCRP

Sebagi organisasi yang fokus pada menjaga kedamaian, OCCRP pernah mendapat nominasi dalam penghargaan Nobel Perdamaian pada 2023 oleh Profesor Wolfgang Wagner di Vrije Universiteit Amsterdam pada karya yang "berkontribusi pada perdamaian dengan mengungkap korupsi politik dan kejahatan terorganisir".

Tahun 2017 OCCRP juga pernah mendapatkan anugerah Penghargaan Pulitzer atas laporan mengenai Pnama Papers Series. Tak hanya itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hingga Uni Eropa juga telah memberikan penghargaan pada OCCRP.

 


Komentar