Toronews.blog
Negara Adidaya Amerika Serikat tengah berduka dengan wafatnya Mantan Presiden AS Jimmy Carter ke-39 pada usia 100 tahun. Melansir AFP, Senin (30/12/2024), Carter telah menjalani perawatan rumah sakit sejak pertengahan Februari 2023 di rumahnya di Plains, Georgia
Sebelumnya Jimmy Carter telah menjalani perawatan paliatif selama lebih dari setahun. Keluarganya mengumumkan pada Februari 2023 bahwa ia telah memasuki perawatan di rumahnya setelah serangkaian kunjungan ke rumah sakit.
Jimmy Carter juga tercatat sebagai Presiden AS dengan usia terpanjang, melampaui mendiang George H.W. Bush, yang meninggal dunia pada November 2018 di usia 94 tahun. Berikut adalah perjalanan hidup dari Jimmy Carter.
Perjalanan Hidup Jimmy Carter
Jimmy Carter lahir pada 1 Oktober 1924 di Plains, Georgia, dalam keluarga petani kacang tanah yang sederhana. Latar belakangnya yang berasal dari komunitas kecil telah membentuk kepribadiannya yang rendah hati.
Pendidikan formal Carter dimulai di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat, di mana ia menunjukkan minat dan bakat yang besar dalam studi militer. Setelah menyelesaikan pendidikan, ia memulai karier militernya sebagai perwira Angkatan Laut, yang memberikan pengalaman berharga dalam kepemimpinan dan pengelolaan.
Setelah menyelesaikan dinas militernya, Carter kembali ke Georgia dan terlibat dalam bisnis keluarga, yang mengelola perkebunan kacang tanah. Namun, ketertarikan politiknya membawanya untuk terjun ke dunia politik lokal.
Ia terpilih menjadi senat negara bagian Georgia pada tahun 1963, di mana dia melakukan berbagai reformasi untuk meningkatkan integritas politik dan pelayanan publik.
Pada tahun 1971, Carter terpilih sebagai Gubernur Georgia. Di posisi ini, ia dikenal karena kebijakan inovatif dan reformasi yang memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup warga Georgia dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi yang transparan.
Masa Kepresidenan dan Pencapaiannya
Jimmy Carter menjabat sebagai presiden Amerika Serikat ke-39 dari tahun 1977 hingga 1981. Selama masa kepresidenannya, ia fokus pada diplomasi dan pengembangan hubungan internasional yang damai.
Salah satu prestasi terbesarnya adalah Perjanjian Camp David pada tahun 1978, yang membawanya menjadi perantara antara Israel dan Mesir. Perjanjian ini berhasil menyelesaikan konflik yang berkepanjangan dan memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah.
Namun, masa kepresidenannya juga diwarnai dengan tantangan besar. Krisis penyanderaan di Iran merupakan salah satu peristiwa paling mendebarkan dalam sejarah kepemimpinan Carter.
Lima puluh dua diplomat dan warga Amerika diambil sebagai sandera di Teheran selama 444 hari, dan upaya penyelamatan yang gagal pada tahun 1980 sangat mempengaruhi popularitasnya. Meskipun situasi ini mengecewakan banyak pihak, Carter tetap menunjukkan ketahanan dan komitmen dalam menghadapi tantangan tersebut.
Di dalam negeri, Carter menghadapi masalah ekonomi yang signifikan, termasuk inflasi yang melonjak dan krisis energi. Pada akhir tahun 1979, inflasi mencapai angka 13,3%, jauh lebih tinggi dibandingkan saat dia dilantik.
Kebijakan-kebijakan ekonominya, meskipun berlandaskan niat baik, sering kali dikritik dan mengalami kesulitan dalam implementasinya. Ketidakpastian ekonomi dan kesulitan yang dihadapi membuat posisi politiknya semakin tertekan.
Pencapaian Jimmy Carter Setelah Menjadi Presiden
Setelah meninggalkan Gedung Putih pada tahun 1981, Carter tidak sekadar mundur dari dunia publik. Ia mendirikan Carter Center pada tahun 1982, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pemerintahan yang baik, promosi kesehatan global, pemantauan pemilu, dan pembangunan masyarakat. Carter Center memainkan peran penting dalam mempromosikan kedamaian dan keadilan sosial di banyak negara berkembang.
Kontribusi Carter dalam bidang kemanusiaan diakui ketika ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2002. Penghargaan ini mencerminkan upayanya yang konsisten dalam mempromosikan hak asasi manusia dan membangun hubungan internasional yang damai. Carter terus menjadi suara kuat untuk keadilan sosial dan hak asasi manusia, bahkan di usia senjanya.
Selain itu, Carter juga aktif dalam proyek 'Habitat for Humanity', di mana ia membantu membangun rumah untuk keluarga berpenghasilan rendah hingga usianya yang lanjut.
Keterlibatannya dalam kegiatan ini menunjukkan dedikasinya terhadap kesejahteraan masyarakat dan komitmennya untuk memberikan dampak positif bagi orang-orang yang kurang beruntung.
Warisan Jimmy Carter Semasa Hidupnya
Jimmy Carter dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan religius. Ia menikah dengan Rosalynn Smith pada tahun 1946, dan bersama-sama mereka membangun keluarga yang harmonis dengan empat anak.
Rosalynn juga terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan, dan keduanya sering bekerja bersama untuk tujuan baik. Kehidupan pribadi mereka yang harmonis memberikan contoh yang baik tentang cinta dan komitmen.
Carter meninggalkan warisan yang kuat dalam dunia diplomasi. Banyak pemimpin dunia mengakui dan menghormati peran Carter dalam menciptakan jalur untuk perdamaian. Dianggap sebagai arsitek dari Perjanjian Camp David, pengaruhnya dalam diplomasi global tetap terasa hingga saat ini.
Dia menjadi acuan bagi banyak pemimpin yang bercita-cita untuk mengedepankan dialog dan kerjasama.
Setelah kepergiannya pada 29 Desember 2024, penghormatan dari berbagai penjuru dunia mengalir untuk menghargai jasa-jasanya. Banyak pemimpin, termasuk Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Barack Obama, mengungkapkan rasa hormat dan apresiasi terhadap dedikasi Carter untuk perdamaian dan hak asasi manusia.
Dalam setiap penghormatan yang diberikan, terungkap jelas bahwa kehidupan dan warisannya akan selalu dikenang sebagai teladan kepemimpinan yang melayani dengan hati.