Kabinet Trump Buktikan Siapa pun Presidennya AS Tetap Dukung Penjajahan Israel atas Palestina

29 Jun 2025 | Penulis: onenews

Kabinet Trump Buktikan Siapa pun Presidennya AS Tetap Dukung Penjajahan Israel atas Palestina

Toronews.blog

Pemimpin Muslim di Amerika Serikat yang mendukung Donald Trump dari Partai Republik di Pilpres lalu mengaku kecewa dengan komposisi kabinet yang baru. Mereka menilai kabinet bentukan Trump diisi orang-orang yang proterhadap Israel, padahal salah satu alasan pemimpin Muslim AS mendukung Trump ketimbang Kamala Harris adalah sebagai bentuk protes atas kebijakan Pemerintahan Joe Biden dari Partai Demokrat yang mendukung serangan Israel ke Gaza dan Lebanon.

"Trump menang karena kami, dan kami tidak senang dengan pilihannya untuk posisi Menteri Luar Negeri dan yang lainnya," kata Rabiul Chowdhury, seorang investor di Philadelphia yang mengetuai kampanye Abandon Harris di Pennsylvania dan menjadi salah satu pendiri Muslims for Trump.

Sejumlah analis menilai dukungan komunitas Muslim membantu Trump memenangkan Michigan dan kemungkinan berkontribusi pada kemenangannya di negara bagian swing lainnya.

Trump menunjuk Senator Partai Republik Marco Rubio, seorang pendukung setia Israel, sebagai Menteri Luar Negeri. Sebelumnya, Rubio menyatakan tidak akan menyerukan gencatan senjata di Gaza dan percaya Israel harus menghancurkan "setiap elemen" Hamas, yang dia sebut sebagai "binatang buas yang kejam."

Selain itu, Trump juga mencalonkan Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas dan konservatif pro-Israel, sebagai Duta Besar AS untuk Israel. Huckabee mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat dan menyebut solusi dua negara di Palestina sebagai sesuatu yang "tidak dapat dijalankan."

Trump memilih Perwakilan Partai Republik Elise Stefanik, yang menyebut PBB sebagai "sarang antisemitisme" karena kecamannya terhadap korban di Gaza, sebagai Duta Besar AS untuk PBB.

Pemimpin Muslim Berharap

Rexhinaldo Nazarko, Direktur Eksekutif American Muslim Engagement and Empowerment Network (AMEEN), mengatakan bahwa pemilih Muslim berharap Trump memilih pejabat kabinet yang akan bekerja menuju perdamaian, tetapi tanda-tanda itu belum terlihat.

"Kami sangat kecewa," katanya.

"Tampaknya pemerintahan ini sepenuhnya dipenuhi dengan neokonservatif dan orang-orang yang sangat pro-Israel dan pro-perang, yang merupakan kegagalan di pihak Presiden Trump terhadap gerakan pro-perdamaian dan anti-perang."

 

Nazarko menambahkan bahwa komunitas Muslim akan terus berjuang untuk menyuarakan aspirasi mereka tentang pengakhiran perang di Gaza.

"Setidaknya kami kini berada di radar."

Hassan Abdel Salam, mantan profesor di Universitas Minnesota, Twin Cities, dan salah satu pendiri kampanye Abandon Harris, mengatakan bahwa rencana penunjukan kabinet Trump memang tidak mengejutkan, tetapi lebih ekstrem dari yang dia takutkan.

"Ini seperti dia sedang melaju dengan kecepatan penuh ke arah Zionis," katanya.

"Kami selalu sangat skeptis ... Jelas, kami masih menunggu ke mana arah pemerintahan ini, tetapi tampaknya komunitas kami telah dimanfaatkan."

Kampanye Trump belum memberikan tanggapan terhadap email permintaan komentar.

Beberapa pendukung Muslim dan Arab Trump berharap Richard Grenell, mantan penjabat Direktur Intelijen Nasional Trump, akan memainkan peran penting setelah memimpin upaya bulan-bulan mendekati komunitas Muslim dan Arab Amerika.

Pendukung lainnya, Massad Boulos, ayah mertua asal Lebanon dari Tiffany Trump, berulang kali bertemu dengan para pemimpin Arab Amerika dan Muslim.

Keduanya menjanjikan kepada pemilih Arab Amerika dan Muslim bahwa Trump adalah kandidat perdamaian yang akan bertindak cepat untuk mengakhiri perang di Timur Tengah.

Trump juga melakukan beberapa kunjungan ke kota-kota dengan populasi besar Arab Amerika dan Muslim, termasuk Dearborn, kota mayoritas Arab, di mana dia menyatakan cintanya pada Muslim, dan Pittsburgh, di mana dia memuji komunitas Muslims for Trump sebagai "gerakan yang indah. Mereka menginginkan perdamaian. Mereka menginginkan stabilitas."

Bill Bazzi, wali kota Dearborn Heights yang bertetangga, yang mendukung Trump, mengatakan dia bertemu dengan presiden terpilih itu tiga kali dan masih percaya Trump akan bekerja untuk mengakhiri perang, meskipun penunjukan kabinet tersebut.

Rola Makki, Wakil Ketua Partai Republik Michigan untuk urusan luar negeri, setuju.

"Saya tidak berpikir semua orang akan senang dengan setiap penunjukan yang dibuat Trump, tetapi hasilnya yang penting," katanya.

"Saya tahu Trump menginginkan perdamaian, dan yang perlu disadari orang adalah ada 50.000 warga Palestina yang tewas dan 3.000 warga Lebanon yang tewas, dan itu terjadi selama pemerintahan saat ini."

Daftar dan Profil Kabinet Trump

Menteri Luar Negeri: Marco RubioMarco Rubio, senator AS dari Florida sejak 2011, adalah Wakil Ketua Komite Intelijen Senat. Ia sempat mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016 namun kalah dari Donald Trump dalam nominasi Partai Republik.

Menteri Pertahanan: Pete HegsethPete Hegseth, seorang pembawa acara di Fox News dan perwira Garda Nasional Angkatan Darat, memiliki pengalaman di medan perang Irak, Afghanistan, dan Guantanamo Bay.

Jaksa Agung: Pam BondiPam Bondi, mantan Jaksa Agung Florida (2011-2019), adalah pilihan kedua setelah Matt Gaetz yang mundur. Bondi juga dikenal sebagai pelobi berpengaruh.

Menteri Dalam Negeri: Doug BurgumDoug Burgum, Gubernur North Dakota sejak 2016, adalah pengusaha kaya yang menjual perusahaan perangkat lunaknya ke Microsoft pada 2002. Setelah mencalonkan diri dalam Pilpres 2024, ia menjadi pendukung setia Trump.

Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan: Robert F. Kennedy Jr.Robert F. Kennedy Jr., aktivis antivaksin terkenal, mencalonkan diri dalam Pilpres 2024 sebelum mundur dan mendukung Trump. Meskipun tidak lagi bertarung, namanya tetap muncul di beberapa surat suara.

Menteri Keuangan: Scott BessentScott Bessent, mantan Kepala Investasi Soros Fund Management, adalah penggalang dana besar bagi kampanye Trump. Ia kini mengepalai Key Square Capital Management.

Menteri Perdagangan: Howard LutnickHoward Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald dan sekutu lama Trump, memimpin transisi tim Trump dan menjadi penasihat utamanya.

Menteri Transportasi: Sean DuffySean Duffy, mantan anggota DPR AS dari Wisconsin, dikenal publik sejak membintangi "The Real World: Boston" sebelum masuk politik.

Menteri Energi: Chris WrightChris Wright, CEO Liberty Energy, dikenal sebagai pendukung vokal bahan bakar fosil dan skeptis terhadap ilmu perubahan iklim.

Menteri Pendidikan: Linda McMahonLinda McMahon, pendiri WWE bersama suaminya Vince McMahon, pernah menjabat sebagai Kepala Administrasi Bisnis Kecil selama masa jabatan pertama Trump.

Menteri Tenaga Kerja: Lori Chavez-DeRemerSebagai pendukung hak pekerja, Lori Chavez-DeRemer adalah anggota DPR dari Oregon yang dikenal mendukung UU PRO untuk memperluas hak-hak buruh.

Menteri Pertanian: Brooke RollinsBrooke Rollins, mantan kepala Dewan Kebijakan Dalam Negeri Gedung Putih, kini mengepalai lembaga pemikir pro-Trump, America First Policy Institute.

Menteri Keamanan Dalam Negeri: Kristi NoemKristi Noem, Gubernur South Dakota, dikenal karena menjadi gubernur perempuan pertama di negara bagian tersebut.

Menteri Urusan Veteran: Doug CollinsDoug Collins, mantan anggota DPR AS dari Georgia, adalah veteran perang Irak dan pengacara berpengalaman.

Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan: Scott TurnerMantan atlet NFL, Scott Turner, pernah menjabat di DPR Texas dan memimpin White House Opportunity and Revitalization Council.

Direktur CIA: John RatcliffeJohn Ratcliffe adalah mantan Direktur Intelijen Nasional dan anggota kongres Texas.

Komisioner FDA: Martin MakaryMartin Makary, ahli bedah terkenal dari Johns Hopkins, sering tampil di media untuk mengkritik sistem kesehatan AS.

Direktur CDC: Dave WeldonDave Weldon adalah mantan anggota kongres Florida yang dikenal mendukung gerakan anti-vaksin.

Surgeon General: Janette NesheiwatDr. Janette Nesheiwat, dokter keluarga dan kontributor Fox News, juga mengelola lini suplemen makanan dan akan menerbitkan buku medisnya.

Administrator Medicare dan Medicaid: Mehmet OzDr. Mehmet Oz, tokoh televisi dan ahli bedah jantung, mendukung Trump setelah gagal memenangkan kursi Senat pada 2022.

Administrator EPA: Lee ZeldinLee Zeldin, mantan anggota DPR AS dari New York, adalah pendukung setia kebijakan konservatif lingkungan Trump.

Direktur Intelijen Nasional: Tulsi GabbardTulsi Gabbard, veteran perang Irak dan mantan anggota DPR, meninggalkan Partai Demokrat dan mendukung Trump pada 2024.

Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran: Russell VoughtRussell Vought, mantan kepala OMB dalam pemerintahan Trump pertama, kini memimpin Center for Renewing America.

Duta Besar NATO: Matthew WhitakerMatt Whitaker, mantan Penjabat Jaksa Agung, memiliki pengalaman hukum yang luas.

Duta Besar PBB: Elise StefanikElise Stefanik, anggota DPR AS dari New York, dikenal karena retorikanya yang kuat mendukung Israel.

Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah: Elon Musk dan Vivek RamaswamyElon Musk, pengusaha terkaya dunia, dan Vivek Ramaswamy, pengusaha bioteknologi, ditunjuk bersama untuk mempercepat efisiensi pemerintah.

 


Komentar