Produsen mobil China BYD (SZ: 002594 ) akan berinvestasi 32 miliar forint ($94 juta) di pabrik baru di kota Komarom, Hungaria utara, melipatgandakan kapasitas tahunannya menjadi 1.250 bus dan truk listrik, kata Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto.
Di bawah Perdana Menteri sayap kanan Viktor Orban, Hongaria telah menjadi mitra dagang dan investasi penting bagi China, berbeda dengan beberapa negara Uni Eropa lainnya yang mempertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Kami warga Hongaria tidak menganggap kerja sama Timur-Barat sebagai ancaman, tetapi justru peluang, peluang besar," kata Szijjarto seperti dikutip pada hari Jumat, seraya menambahkan bahwa pemerintah akan mendukung proyek tersebut dengan hibah sebesar 3,1 miliar forint.
Orban, yang telah mempelopori upaya di Eropa Tengah untuk membawa pabrik-pabrik manufaktur baterai dan kendaraan listrik China ke Hungaria, mengatakan bahwa negaranya yang terkurung daratan tidak ingin terjepit ke salah satu blok dan ingin terus berdagang dengan kedua pihak.
BYD, yang juga membangun pabrik mobil listrik di Hongaria selatan dan berharap dapat mendirikan pusat Eropa di negara tersebut, akan mendirikan laboratorium penelitian dan pengembangan di samping investasi terbarunya sebagai imbalan atas kecaman Hongaria terhadap tarif Eropa pada kendaraan listrik Cina.
Orban mulai mendekatkan negaranya dengan Beijing setelah ia berkuasa pada tahun 2010. Hubungan politik yang hangat berubah menjadi investasi sekitar satu dekade kemudian ketika produsen baterai dan kendaraan listrik mulai membawa produksi ke Hungaria.
Szijjarto mengatakan Hongaria telah menerima hampir sepertiga dari investasi masuk Tiongkok ke Eropa tahun lalu, meningkatkan total volume investasi Tiongkok menjadi 5,5 triliun forint ($16 miliar), yang mewakili 64 proyek besar.